Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, sementara penegakkan diagnosis sering sulit, apalagi dalam menilai apakah pada akhimya akan menjadi syok (Sindrom Syok Dengue) atau tidak. Penurunan angka trombosit dan peningkatan nilai hematokrlt biasanya terjadi sebelum demam turun dan sebelum terjadinya syok. Hal ini merupakan diagnostik yang penting dan prognosis yang berharga dalam mendeteksi Sindrom Syok Dengue. Berdasarkan permasalahan di atas maka dipandang perlu untuk 20% dan penurunan angka trombosit meneliti peningkatan nilai hematocrit >- 20% dan penurunan angka trombosit sebagai deteksi awal dalam mencegah atau mengurangi resiko Sindrom Syok Dengue (SSD). Sehingga pemeriksaan hcmatokrit secara berkala ini dapat mencegah/mengurangi kematian diantara penderita Demam Berdarah Dengue.
Metode: Penelltian bersifat observasional dengan disain kasus kontrol. Kasus ada1ah penderita yang didiagnosis SSD berdasarkan kriteria WHO atau berdasarkan diagnosis dokter yang merawat. Sedangkan kontrol adalah penderita yang di diagnosis sebagai tersangka DBD oleh dokter yang merawat Data penelitian diperoleh dari data rekam medis dan formulir Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KD·RS) dari penderita infeksi Dengue yang dirawat di Rumah Sakit di Kota Bekasi da1am periode bulan Januari sampai Desember 2010. Rancangan analisis ditujukan untuk memperoleh nilai Odds Ratio (OR) dilanjutkan dengan melakukan multivariat anaiisis untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mendeteksi sindrom syok dengue sejak awal.
Hasil penelitian: Variabel yang signiftkan seeara statistik dan di masukkan ke dalam prediksi model akhir adalah peningkatan Hematokrit >- 20% (OR16,21 95% Cl5,73-45,87) dan umur (OR4,3 95% Cl J,21·15,1).
Introductiont: Dengue Haemorrhagic Fever remains public health problem in Indonesia. meanwhile there is still an obstacle in diagnosing, moreover in considering whether it will develop to shock (Dengue Shock Syndrome) or not. Decreasing platelet count (Trombocytopenia) and Increasing Haematocryt >- 20% usually presence before afebrile phase and before shock developed. These are important diagnostic and value prognostic in detecting Syndrome Shock Dengue. Considering problems above it is necessary to investigate Increasing Haematocryt 20% and Trombocytopenia as an early diagnosis in order to prevent or to reduce the risk of DSS. So that a seria1 baematocryt as an early diagnosis could reduce the mortality of dengue haemorrhagic fever. Methods: This study design is case control. cases are those who hospitalized and diagnosed as DSS by clinicians using WHO creiteria Control are those who hospitalized and diagosed as suspect Dengue Haemorrhagic Fever by clinicians. Data were collected from medical record and KD-RS fonn during Januari 2010 until December 20 I 0 in Bekasi HospitaL Analysis design is done to obtain Odds Ratio (OR) and followed by using multivariate logistic regression to achieved the factors that could detect Dengue Shock Syndrome from early pbase. Conclusion: The significant variables in statistic manner and put into the finalprediction model are increasing Haematocry2t00/o (OR= 16,21 95% CI= 5,73-45,87) and age (OR4,3 95% CI I,21-15