ABSTRAKPasung merupakan suatu tindakan memasang sebuah balok kayu pada tangan dan/atau kaki
seseorang, diikat atau dirantai, diasingkan pada suatu tempat tersendiri di dalam rumah
ataupun di hutan. Bireuen menempati urutan pertama untuk kasus pasung terbanyak di
Aceh. Keluarga dengan klien gangguan jiwa yang dipasung seringkali merasakan beban
yang berkaitan dengan perawatan klien. Alasan keluarga melakukan pemasungan adalah
mencegah prilaku kekerasan, mencegah risiko bunuh diri, mencegah klien meninggalkan
rumah dan ketidakmampuan keluarga merawat klien gangguan jiwa. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh FPE terhadap beban dan kemampuan keluarga dalam merawat
klien pasung dan mengetahui tingkat kemandirian klien pasung dalam perawatan diri
setelah mendapatkan asuhan keperawatan defisit perawatan diri. Desain penelitian quasi
eksperiment dengan pendekatan pre post test without control group. Penelitian dilakukan
di 8 Puskesmas di Kabupaten Bireuen menggunakan total sampling yaitu 20 keluarga yang
terdiri dari 11 keluarga dengan klien pasung dan 9 keluarga dengan klien lepas pasung.
Family Psychoeducation (FPE) merupakan sebuah metode terapi keluarga yang
dikembangkan oleh NAMI (National Alliance for Mentally Ill) untuk memberikan
dukungan kepada keluarga. FPE dilakukan melalui 5 sesi dan asuhan keperawatan defisit
perawatan diri sebanyak 4 sesi. Hasil uji statistik dependen t-Test menunjukkan penurunan
beban keluarga dan peningkatan kemampuan keluarga secara bermakna setelah mendapat
FPE. Aspek kemandirian klien (aktivitas harian, aktivitas sosial, cara mengatasi masalah
dan pengobatan) dalam perawatan diri meningkat secara bermakna setelah mendapat
intervensi defisit perawatan diri. Diharapkan penerapan FPE pada keluarga dengan pasung
dapat dilakukan di pelayanan kesehatan jiwa Puskesmas sehingga pada akhirnya dapat
tercapai ‘Aceh Bebas Pasung’.
ABSTRACTPasung represent an action which installing a log wood at hand or feet, bound or enchained
is then detached at one particular separate place within doors and or in the forest. Bireuen
has the most pasung cases number in Aceh. Usually a lot of problems, subjective or
objective burden related to client treatment got by family. The reasons given for pasung
were often multiple, including violence, concern about the person wandering off or running
away and coming to harm, concern about possibility of suicide, and the unavailability of a
caregiver. Family Psychoeducation is a therapy method developed by NAMI (National
Alliance for Mentally Ill) to give fully support to the family. The aim of this research is to
find out the FPE influence towards burden and family ability in taking care of pasung
client. Also expand the research about client independence after getting deficit self care
treatment. This quasi experiment did with pre post test without control group. The samples
was taken to 20 families (11 families of client pasung and 9 families of ex client pasung)
spread in 8 Puskesmas of Bireuen District with total sampling method. FPE conduct in 5
sesion and 4 sesion for deficit self care treatment. The statistic result of dependent t-Test
showed that there was a significant effect in decreasing the family burden and increasing
the family ability. The aspect of client independence (daily activity, social activity, solved
the problems and medication) in self care also increased significantly after getting
intervention of self care deficit. After all the research result, it’s strongly recommended
especially for Puskesmas should be a facilitating unit in implementing Family
Psychoeducation to families which has pasung client to achieve better life “ Free Aceh
From Pasung”.