Kepuasan dan ketidakpuasan kerja karyawan mempakan aspek penting yang perlu mendapatkan pcrhatian organisasi dalam upaya peningkatan kemampuan karyawan disuatu organisasi. Apabila kepuasan kerja mereka terpenuhi, maka. pekerja cenderung akan memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja, sebaliknya ketfdakpuasan kexja akan mengakibatkan tingginya tingkat keluar masuk pekerja (tuaned over), ketidakhadiran, pemogokan dan tindakan-tindakan lain yang merugikan organisasi.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dcngan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada bulan Januari dan Maret 2008 dengan sampel 53 karyawan untuk mengetahui gamharan tingkat ketidakpuasan kerja karyawan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakpuasan kelja karryawan yang meliputi aspek insentiil kondisi kerja, supervisi, lnteraksi sesama rekan kelja, prosedur organisasi, kesesuaian pekeljaan dan promosi karier.
Pendekatan kuantitatif menggunakan alat ukur kuesioner yang selanjutnya diuji melalui uji kai kuadrat dengan batas kemaknaan alpha 5% (0,05) dan Coryindenr Interval (CI) 95% sorta uji regresi logistik ganda. Sedangkan untuk mengeksplorasi informasi penyebab tertimbulnya ketidakpuasan kerja karyawan dilakukan dengan metode wawancara mendalam terhadap karyawan, Kepala Dinas dan Kepala Sub Dinas sebagai infomannya. Dari hasil penelitian diperoleh garnbaran tingkat ketidakpuasan kerja karyawan 73,6%, insentif 60.4% tidak adil, kondisi kerja 69,8% tidak mendukung, supewisi 66% kurang baik, interaksi sesama rekan kerja 43,4% tidak mendukung, prosedur organisasi 58,5% tidak mendukung, kesesuaian pekerjaan 64,2% tidak sesuai, promosi karier 50,% lidak adil. Secara statistik menunjukkan ada hubungan yang signitikan antara insentif (5-value 0,002), kondisi kexja (p-value 0,002), supcrvisi (p-value 0,049), interaksi sesama rekan kerja (p-value 0,025), prosedur organisasi (p-value 0,003) dan promosi karier (p-value 0,0005) dengan kctidakpuasan kerja karyawan. Sedangkan kesesuaian pekeljgan tidak ada hubungan dengan ketidakpuasan kerja karyawan (p-value 0,336). Analisis multivariat menunjukkan insentif dan kondisi kcqia berhubungan secara signifikan dengan ketidakpuamn ke|ja. Sedangkan super-visi, interaksi sesama rekan kerja, prosedur organisasi, kcscsuaian _upekerjaan dan promosi karier tidak ada hubungan dengan ketidakpuasan kcrja karyéwan dan fnsentif mempakan aspek yang paling dominan mempengaruhi ketidakpuasan kenja karyawan.
Untuk itu diharapkan kepada |§ihak manajemen organisasi supaya menyusun suatu kebijakan atau peraturan tcntang sistem ‘pemberian inscntif' dengan mempertimbangkan beban keuja, tanggung jawab, keterampilan, kemampuan dan prestasi kerja karyawan, mendesain ruangan kenja yang nyaman bagi karyawan, baik aspek lemperatur, kebersihan dan pcnataan ruangan, melakukan supervisi sena bimbingan secara rutin dan tmjadwal terhadap pekerjaan karyawan, mcningkatan keakraban scsama kanyawan melalui program budaya silaturrahmi, menyusun Tupoksi bagi semua bagian serta untuk semua karyawan, menempatkan dan memberikan pekenjaan sesuai pendidikan, ketrampllan dan kemampuan karyawan dan melaksanakan sistem promosi karier yang berdasarkan kejujuran, kemampuan dan kecakapan serta sesuai dengan Pemturan Pemerintah (PP) yang berlaku.