Hubungan seksual di luar nikah, hamil di luar nikah dan aborsi sering dipandang sebagai penyimpangan perilaku. Semua tindakan itu dianggap melanggar norma masyarakat, sehingga perempuan sebagai pelakunya sering mendapatkan penilaian ncgatif Kondisi itu membuat perempuan akan merasa ternoda, tidak berharga, tidak bermoral, menilai dirinya sebagai bukan perempuan baik-baik Dengan kata lain perempuan merasa terstigma dan merasa berbeda dari yang normal. Perasaan terstigma itu dapat memengaruhi pandangan perempuan lerhadap lingkungan sosialnya, sehingga perempuan yang mengalaminya merasa terpojok atau dipojokkan yang pada akhirnya dapat mendorong perilaku menghindar dari pergaulan sosial.
Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan pengalaman dan pemaknaan seksualitas pada perempuan pelaku aborsi serta memperoleh gambaran pemaknaan diri menghadapi stigma sebagai pelaku aborsi dan hubungan seksual di luar nikah. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang berprspektif perempuan dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara terstruktur dengan tatap muka langsung dan observasi lima subjek berusia antara I4 - 23 tahun pelaku aborsi akibat hubungan seksual di luar nikah.
Dari penelitian ini terlihat bahwa stigma hubungan seksual di luar nikah dan aborsi metupakn bcban yang sangat berat bagi perempuan yang hidup dalam masyarakat patrialcal yang dipenuhi oleh aturan agama dan noma sosial yang mengekangnya. Perempuan pelaku aborsi terstigma sebagai perempuan tidak bermoral, bukan perempuan ideal dan merasa bukan perempuan baik-baik. Namun demikian, perasaan terstigma tidak serta- merta membuat perempuan menyerah pada seluruh penilaian negatif yang mengopresinya. Beberapn upaya telah dilakukan untuk mengurangi beban psikologis yang dirasakan dan membebaskan diri dari stigma aborsi yang mengoprasinya.
Sex before marriage, pregnancy before marriage, and abortion are often seen as a distortion of behaviour. Those actions are considered to be violations toward the norms existed in the society. Therefore, women as the doer are often given bad judgements. This condition will make women feel dirty, worthless, having no dignity and moral, and tend to judge herself as a bad woman. In other words, women feel stigmatized and different from nomial. That stigrnatized feeling can affect the women's point of view toward their social environment so that the women experienced this feel comered which will eventually can encourage self-isolation behaviour. The goal of this research is to potrayed the experience and sexual meaning on women who did abortion and gaining the pictures of self-meaning in facing the stigma as the person who did abortion and had sex before marriage. This research is included in qualitative research with woman perspective using the case approach. Data gathering through structurized and face-to-face interviews and observations on five subjects aged 14-23 years old, who did abortion from sex before marriage. From this research, it is obvious that the stigma of sex before marriage and abortion is a heavy burden for women living in patriarchal society, which is filled with tight religious rules and social nonns. Women who did abortion are seen as woman without moral, not an ideal woman and most importantly a bad woman. However, this stigma did not made woman entirely given up to the whole judgement which opressed her. Several efforts have been done in order to decrease psychological burden felt by these women and set them tree the stigma opressed them.