ABSTRAKAncaman degradasi yang terus tetjadi pada ekosistem lmnun di pesisir Kabupaten Bintan menjadi dasar dilakukannya pengelolaan ekosistem lamun di dua dasa di pesisir Timor Bintan yaitu Desa Maiang Rapat dan Desa Teluk Bakau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengelolaan ekosistem lamun berdasarkan pola konektivitas sistem sosial ekologi yang diukur dengan indikator ekologi, sosial ekonomi, kelembagaan. Penelitian dilakukan dengan metode survei selama bulan Agustus-September 2010 dengan jumlah responden 120 nelayan. lndikator ekologi memperlihatkan fluktuasi persentase tutupan lamun Bintan dari bulan Maret-Juni 2010 dan didominasi oleh spesies Enhalus acoroldes. Kondisi sosial ekonomi masyarakat umumnya adalah nelayan dengan alat tangkap jaring yang masih membutuhkan mata pencaharian altematif untuk menambah pendapatan. Karakteristik kelembagaan nelayan terlihat darl adanya kelompok nelayan di kedua desa namun sebegian besar nelayan tidak aktif di dalam kelompok tersebut.
ABSTRACTThe threat of degradation that continues to occur in sea grass ecosystems in the coastal of Bintan Regency became the basis sea grass ecosystem management in two villages on the eastern coast of Malang Rapat Vlllage and Teluk Bukau Village. This study aims to determine the effectiveness of seagrass ecosystem management based on connectivity patterns of socio-eoological sysrem as measured by indicators of ecological, socio-economic, end institutional. Research conducted by survey during August-September 2010 with the number of respondents 120 fishermen. Ecological indicator shows the percentage fluctuations in sea grass cover from March-1une 2010 and is dominated by species Enhalus acoroides. Socio-economic condition of community generally is fishing with nets fishing gear that still need alternative livelihoods to increase income. Institutional characteristics of fishermen can be seen from the group of fishermen in both villages but most fishermen are not active in the group.