ABSTRAKSalah satu dampak dari pelayanan rumah sakit adalah limbah, menurut sifatnya
limbah dibagi menjadi limbah cair, gas dan padat. Limbah paclat terdiri dari limbah
medis dan non medis. Limbah rumah sakit tcrdiri dari limbah rumah tangga 70-85 %,
limbah pathologis 15 %, limbah kimia dan farmasi 3 %, Iimbah radioaktif/sitotoksis 1 %
dan Iimbah medis tajam 1 %.
Limbah medis tajam walaupun jumlahnya hanya sekitar 1 %, tetapi memiliki
risiko ganda yaitu selain bisa mengakibatkan cedera juga bisa mengakibatkan infeksi
bila terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen.
Untuk menjamin keselamatan tenaga kelja maupun masyarakat disekitar rumah
sakit maka periu diterapkan kebijakan sistem manajemen keseiamatan dan kesehatan
kerja dimana salah satunya dengan melakukan kegiatan pengelolaan dan monitoring
limbah rumah sakit secara komprehensive dan tepat guna. Langkah awal yang
dibutuhkan adalah mclakukan penilaian risiko terhadap penanganan limbah di Rumah
Sakit.
Untuk mengetahui seberapa bcsar risiko yang mungkin terjadi pada penanganan
limbah medis tajam di RSUD Karawang, penulis mencoba untuk melakukan penilaian risiko Secara semi kuantitatif terhadap penanganan limbah medis tajam di RSUD
Karawang .
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan studi
kasus melalui observasi iapangan, wawancara, kuisioner dan pengumpulan data
sekunder. Populasi penelitian terhadap petugas mmah sakit yang uraian mgasnya
berhubungan dengan kegiatan penggunaan, pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan
sementara dan pengolahan limbah medis tajam, yaitu perawat ruang Rawat Inap Anak,
lnstalasi Gawat Darurat, petugas L8b0I'8l0fiUm Patologi Klinik & petugas Sanitasi yang
dibanm petugas kebersihan, dengan alasan karena petugas di unit kerja tezsebut paling
banyak berhubungan dengan lmbah medis tajam.
I-Iasil penelitian menunjukkan alat medis tajam yang paling banyak digunakan
adalah spuit disposible (6l,94 %), jenis kcgiatan yang berhubungan dengan penggunaan
alat medis tajam paling banyak adalah menyuntik ( 301 kali/hari untuk perawat ruang
rawat anak, 91 kali/hari untuk perawat IGD) dan pengambilan darah untuk petugas
Laboratorium (20 kali dengan spuit dan 205 kali dengan Iancet/autoclix).
Alat pelindung Did tidak selalu/lcngkap dipakai dengan alasan merasa kurang
nyaman atau lupa memakai, juga penyediaannya yang tidak sesuai dengan
permintaan.Pengawasan dari manajemen masih kurang, penyediaan kontainer dan troli
tidak sesuai standar, belum semua petugas mendapat imunisasi Hepatitis B, SOP ada
tetapi perilaku petugas tidak sesuai SOP.
Sebagian besar risiko yang mungkin teljadi adalah tergores/tertusuk. Hasil
penelitian pada tahap pembuangan dan penyimpanan scmentara didapat level priority I,
pada tahap pcngangkutan dan penghancuran pada level substantial dan pada tahap
pembakaran dan penanaman abu pada level priority 3.
ABSTRACTOne of hospital services impact is waste, according to its eharacteristict,
waste is classified into fluid waste, gas and solid. The solid waste eonsist of medical
waste and non medical waste, Hospital waste consist of household waste 70-85 %,
pathology waste 15 %, chemical waste and pharmacy 3 %, radioactive/sitotoxis
waste l % and sharp medical waste 1 %. The sharp medical waste, even it is only l
% but it has double risk, it can cause not only injury but also can cause infection if
it contaminated by pathogen microorganisme.
To quarantee the employee?s safety and the society around the hospital, it
needs to be applied the management policy sistem of occupational health and
safety by doing management handling and monitoring hospital waste
comprehensively and effectively. The first step which is needed to do risk
assessment toward waste handling at the hospitaL
To know how big the risk possible happen in handling sharp medical waste
at the General Hospital karawang, the writter tries to do semi quantitative risk
assessment toward sharp medical waste handling at Karawang General Hospital. The research is an analytic descriptive research with case study
approachment by observation, interview, questlonary and secondary data
collection. The research was done to the hospital employee whose jobs related to
using activitylcollection,transportation, temporarly storage and sharp medical
waste management. They are nurse in Children Nursery Ward, Emergency
Iustalation and the employee of Clinic Pathology Laboratory, Sanitation employee
who is helped by cleaning service, by the reason that the employees in those places
most related to the sharp medical waste.
The research shows that much sharp medical equipment which used is
diposible spuit (61,94%), type of activity related to the using of sharp medical
equipment is injection/give injection ( 301 times/day for Children Nursery Ward,
91 times / day for Emergency instalation) and blood taking for the iaboratory
employees ( 20 times with disposible spuit and 205 with autoclix/lancet).
Personal Protective Equipment isn?t complete or isn?t worn by reason that
they don?t feel comfortable or forget to wear, and it isn?t suitable to the request.
The supervision of management to the empolyee?s safety is still less, equipping of
sharp medical waste container and trolley are not OSHA standar. The employees
haven?t got the Hepatitis immune yet (Children Nursery ward 52,63 %, Emergency
lnstalation 72,22 %, Laboratory 57,14 %, sanitation and cleaning ofiiecr haven?t
got at all ), there is SOP (Standar Operating Procedure), but the employees
attitudes are not suitable with the SOP.
Most possible risk happen are stabbing and scratching, the research result is
obtained in the disposal step and temporarly storage in priority 1 level, while in the
transportation step and destroying in the substantial level and in the burning and
ash handling the level is priority 3.