ABSTRAKMasa remaja merupakan masa yang menarik untuk diteliti karena kondisi
mereka yang sedang dalam ttansisi. Termasuk hal yang menarik untuk ditelaah
adalah kehidupan reinaja di tengah-tengah keluarganya. Dimana keluarga menjadi
tempat yang penting bagi remaja untuk pembentukan sosial dan emosional mereka
khususnya dalam kondisi mereka yang memasuki masa transisi.
Masa remaja juga merupakan periode dari perubahan yang dramatis
terhadap perubahan relasi kelekatan (attachment). Mereka masih tetap
membutuhkan dukungan dan perlindungan dari tokoh attachment pada masa
kanak-kanaknya (Colin, 1996). Secara tradisional teori kelekatan (attachment)
digunakan untuk menjabarkan ikatan afeksi antara seorang bayi dengan
pengasuhnya (caregiver), tetapi konsep kelekatan (attachment) sekarang Ielah
digunakan untuk meneliti relasi interpersonal yang lebih luas lagi termasuk di
dalamnya relasi hubungan yang intim selama masa remaja dan dewasa muda
(Walker & Ehrenberg, I 998).
Tokob ibu begitu penting dalam kehidupan remaJa bahkan karena
pentingnya peran ibu tersebut dikatakan dapat mempengaruhi keterampilan
pemecahan masaJah sosial anak (Santrock, 2001). Tetapi kehidupan remaja
semakin kompleks ketika orang tua bercerai, kemudian ibu memasukkan mereka
ke dalam panti asuhan. Ketika mereka masih berada di dalam panti asuhan, ibu
men.ikah kembali tanpa memberitahukan anaknya. Hal ini tentu menjadi beban
tersendiri bagi remaja dalam relasinya dengan ibunya. Sehingga akhirnya
diputuskan untuk meneliti tentang kelekatan (attachment) remaja putri yang
tinggal di panti asuhan dengan ibu yang menikah kembali.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode observasi dan wawancara, dimana peneliti menggunakan interview guide
checklist untuk memudahkan wawancara. Subyek terdiri atas 3 remaja putri
berusia 15-17 tahnn yang tinggal di panti asuhan Dorkas, dimana ketika orang tua
bercerai mereka dimasukkan ke dalam panti asuban dan kemudian ibu mereka
menikah kembali tanpa memberitahokan mereka tentang kondisi tersebut.
Dari penelitian ini diketahui bahwa 2 dari 3 subyek memiliki hubungan
kelekatan yang insecure attachment dan satu orang secure attachment. Dari yang
memiliki hubungan insecure attachment tersebut, mereka memiliki kerenggangan
hubungan dengan ibu, menolak dan tidak perduli ternadap pernikahan ibu
kembali, serta memiliki hubungan yang kurang baik dengan ayah tiri dan sibling
rivalry dengan saudara tiri.