Perceraian merupakan hal yang paling buruk yang teljadi pada perempuan karena pemikahan merupakan pusat dari kebahagiaan perempuan (Mitchell, 1996). Perceraian mempunyai dampak yang negatif tetapi juga memiliki dampak Konstruktif.
Penyesuaian diri yang baik sctelah bercerai dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: usia bercerai & jenis kelamin, pendidikan & status social-ekonomi, lamanya usia perkawinan & kualitas perkawinan, siapa yang menjadi inisiator untuk bercerai, dukungan sosial yang diperoleh, mempunyai anak aiau tidak, memiliki rasa percaya diri yang tinggi atau tidak, komitmen sebelum bercerai, mempunyai perasaan yang positif dan bergantung atau tidak pada pasangan, bagaimana perceraian itu ditangani, dan bagaimana kemampuan seseorang ketika hidup melajang (sebelum menikah).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mcngetahui gambaran penyesuaian diri perempuan yang bercerai. Tujuan khususnya adalah untuk mengetahui pcnyebab perceraian, faktor demografis apa saja yang turut mempengaruhi perceraian, pada tahap apa perceraian, masalah apa saja yang dihadapi akibat perceraian, bagaimana penyesuaian diri dan factor apa saja yang mcmpengaruhi responden untuk menyesuaikan diri dengan lebih baik setelah bercerai.
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatit] hal ini dimaksudkan agar peneliti memperoleh gambaran keseluruhan mengenai penyesuaian diri perempuan yang bercerai dengan Iebih lengkap dan sistematis. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara dan observasi.
Karakteristik responden yaitu perempuan yang bercerai 53 tahun, dewasa muda, mempunyai anak kandung 5 I0 tahun, pendidikan minimal SMA, tidak menikah kembali, dan berdomisili di Jabotabek.
Hasil dari penelitian ini adalah ada dua faktor penting yang ada pada responden yang sangat membantu mereka dalam menyesuaikan diri dengan lebih baik setelah perceraian yaitu kehadiran anak dan dukungan dari orangiua. Walctu juga menentukan bagaimana penyesuaian diri individu, semakin lama usia perceraian maka semakin baik penyesuaian diri individu.