Hemofllia yang berakibat nyeri hebat, risiko cacat permanen dan
kematian usia dini, belum dapat disembuhkan. Pengobatannya sangat
mahal, kompleks dan terpapar pada penyakit lain seperti HIV AIDS,
hepatitis B dan C Pemahaman masayarakat dan pelayanan pun belum
merata. Kenyataannya, dengan stres demikian, ada penderita dan keluarga yang dapat benahan
Penelitian bertujuan mendapat gambaran tentang stres apa saja yang
dialami penderita dan keluarga, bagaimana cara mengatasinya dan faktor
apa yang berpengaruh pada proses copingnya. Hasilnya diharapkan
menjadi masukan berguna bagi lembaga dan profesi terkait, maupun
berbagai kegiatan yang bertujuan meringankan penderita dan keluarga.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
wawancara Subyek penelitian adalah 2 keluarga dengan minimal seorang
anak sehat dan seorang penderita pada usia sekolah. Pendekatan stres dan coping menggunakan model kognitif transaksional.
Hasil penelitian menunjukkan, stres penderita tampak dari gejala
emotive, perilaku dan fisik. Masalah utama adalah tantangan
sosioemosional dan tantangan afektif. Strategi coping yang digunakan
adalah problem-focused untuk masalah situasional, emotion-focused untuk masalah emosional dan kedua strategi tersebut untuk masalah fisiologik
Faktor pengaruh yang berarti untuk coping adalah sumber daya internal
serta eksternal.
Stres utama keluarga adalah kecemasan karena penyakit tidak bisa
disemhuhkan, kecemasan akan kemampuan bertahan penderita dan
ketidakberdayaan dalam mengatasi kebutuhan faktor Vlll. Stres Iain berupa gangguan terhadap fungsi keluarga. Kerentanan keluarga berpengaruh
terhadap timbulnya krisis dan permasalahan setelah krisis. Sumberdaya dan
pandangan keluarga serta agama bersama strategi coping berupa
memanfaatkan jaringan sosial, mengelola pola pikir dan memelihara pola
hidup sehat, ternyata dapat membawa keluarga pada adaptasi positif
Saran untuk yang berwenang dalam bidang kesehatan adalah, agar
pelayanan dan informasi untuk mengatasi dan mengantisipasi masalah,
dapat ditingkatkan Kepada peneliti selanjutnya, agar lebih menggali
masukan yang lebih terarah dan komprehensif untuk program intervensi.