PT.SMI merupakan perusahaan penerbit Majalah Bisnis ”S” yang telah
memasuki umur ke 19 (sembilan belas) tahun. Saat ini unit usaha yang berada di
bawah PT. SML ada 9 (sembilan) unit, yang bergerak di bidang; penerbitan media
cetak, media on-line, dan bidang-bidang lain yang masih sesuai dengan core
businesnya.
Persoalan yang dihadapi perusahaan dalam periode ekspansi ini adalah
ketiadaan sumber daya manusia yang siap dipromosikan, manakala terdapat posisi
kosong yang ditinggalkan oleh pemegang jabatan sebelumnya
Faktor kunci sukses di pemsahaan penerbitan terletak pada bidang redaksi,
sementara sejak tahun 1999, industri media pers berkembang sangat pesat yang
mengakibatkan permintaan terhadap sumber daya manusia di bidang redaksi
meningkat tajam, dan supply relatif tidak bertambah, maka terjadi tradisi
”pembajakan” sumber daya manusia terutama oleh perusahaan-perusahaan media pers
yang baru.
Pada tahun 1999 sampai tahun 2001 perusahaan mengalami turn over
karyawan yang tinggi, karena pembajakan, PT. SMI menjadi sasaran pembajakan
karyawan karena memiliki keunggulan dalam program pengembangan dan pelatihan
karyawan, namun sekaligus juga memiliki kelemahan dalam program succession
planning dan employee reiaining program.
Kebijakan promosi yang dianut adalah "promotion from within", kebijakan ini
efektif karena perusahaan melakukan program pengembangan dan pelatihan yang
berkesinambungan. Kebijakan ini dipilih karena perusahaan menyadari bahwa faktor
penentu keberhasilan dalam industri media pers tergantung pada sumber daya
manusia di bidang redaksi yang memiliki kompetensi dan pemahaman terhadap
’jiwa/ruh" dari produk yang dihasilkan. Kebijakan ’bromotion from within”
merupakan kebijakan yang paling sesuai, untuk menyatukan seluruh sumber daya
manusia dengan ’jiwa/ruh” dari pemsahaan ini
Dalam program succession, posisi yang krusial adalah posisi redaktur
penulisan, karena posisi ini merupakan ”mesin produksi”, dan posisi ini juga
diharapkan menjadi ”candlda1e pool” untuk posisi-posisi yang lebih tinggi.
Untuk mengatasi persoalan yang dihadapi perusahaan dalam hal .succession
planning, ada 2 (dua) alternatif yang dapat dipilih, yaitu 1 membedkan paket
remunemsi di atas rata-rata pasar tanpa merancang .succession planning atau
merancang succession planning dengan mengembangkan competency models dan
melakukan asseswment candidate secara berkala dengan mendeclare melalui
replacemenl chart.
Mengingat persoalan utama yang dihadapi perusahaan adalah mengenai
succesion planning yaitu untuk memastikan ketersediaan sumberdaya manusia yang
siap dipromosikan bila terdapat posisi kosong, maka alternatif yang direkomendasikan
adalah altemalif ke 2 (dua)