Penerapan floortime diberikan kepada anak laki~laki berusia 3,9 tahun yang mengalami keterlambatan perkembangan bahasa-bicara, yaitu perkcmhangan bahasa-bicam anak yang mengalami `hamba1an yang tidak sesuai dengan perkcmbangan anak seusianya. Floortime memfokuskan pada meningkatkan kemampuan berinisiatif dan berinteraksi dua arah dengan ibu. Penerapan scsi Floortime berlangsung selama satu bulan dilakukan dalam rangkaian empat sesi pre-rest, delapan belas scsi intervensi, dan dua scsi post rest untuk melihat perubahan interaksi antara anak dengan ibu. Setelah scsi intervensi, diperoleh hasil bahwa anak lebih banyak melalcukan inisiatif dan dapat melakukan interaksi timbai balik dengan ibn. Ibu terlihat lebih memahami anak dan memberikan anak kesempatan untuk mengekspresikan dirinya. Beberapa saran yang dapat diberikan antara lain: memperbanyak waktu melakukan Floortime setiap hari, menerapkan prinsip dasar floortime di luar waktu scsi floortime dan mulai mclibatkan anggota keluarga lain untuk melakukan sesi Floortime.
Floortime was given for a 3.9 year old boy with Developmental Delay on Speech and Language area, whom delay on speech and language developmental. The focus of Floortime are increase tha ability to initiate and two-way interaction with this caregivers. The Floortime treatment carried out for one month and consists of four sessions of preĀ»test assessment, eighteen of Floortime treatment, and two sessions of post-test intervention. Posttest session was held to see the change of interaction between the mother and the child. Aher the end of the treatment, the child become more initiate to mother and can do reciprocal interaction with her. Mother become understand the child better and give him an opportunity to express him self. Some suggestion : do Floortime daily, do Floortime outside the session and begin to involve other family members doing Floorime.