Di PT.X, sbuah perusahaan yang tergolong dalam usaha skala kecil bila dilihat dari
nilai aset dan jumlah karyawan tetapnya yang kurang dari 50 orang, tantangan besar
dalam pengelolaan sumber daya manusia saat ini adalah memastikan bahwa setiap
karyawan menampilkan performa dan kontribusi yang dapat meningkatkan
produktivitas dan pertumbuhan usaha, serta mendukung tercapainya visi, misi dan
sasaran perusahaan. Dalam bekerja, setiap karyawan diharapkan termotivasi untuk
mengembangkan diri secara aktif tidak ‘jalan di tempat’ atau belpuas diri dengan
kondisi yang ada. Dalam kaitan inilah kegiatan dan sistem rnanajemen kinerja menjadi
Salah satu faktor utama yang perlu dibenahi.
Meskipun menyadari pentingnya sistom manajemen kinerja clan program
pengembangan karyawan, namun dalam kenyataannya saat ini, di PT.X kedua program
tersebut seringkali tidak menjadi prioritas, tidak mendapat tempat yang penting, dan
tersisihkan oleh kesibukan kegiatan operasional dan tingginya beban kegiatan produksi.
Sistem manajemen kinerja saat ini juga masih mengadopsi aspek dan metode penilaian
yang umurn digunakan prusahaan berskala 'besar dan sedang, serta belum secara
seksama dievaluasi dan dikembangkan dengan memperhatikan kekhasan kegiatan
operasional dan budaya perusahaan.
Keluhan yang dirasakan saat ini terkait dengan implementasi penilaian prestasi keija
(performance apraisal) adalah (1) tidak dilakukan secara berkesinambungan dan hanya
menjadi ‘one time event’, (2) aspek penilaian tidak dapat memberikan masukan apakah
karyawan sudah memberikan kontribusi atau hasil kerja yang diharapkan atau tidak, (3)
tidak adanya tindak lanjut setelah umpan balik hasil penilaian prestasi kerja diberikan,
(4) tidak dikaitkannya hasil penilaian prestasi kerja untuk menyusun program atau
kegiatan pengembangan tim maupun individual, dan (5) belum dapat dimanfaatkan
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan yang tepat dan
dibutuhkan bagi tim maupun karyawannya
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, maka penulis dalarn pembahasan tugas akhir
ini melakukan analisis kondisi PT.X, baik dalam hal budaya kerja dan kegialan
operasionalnya, sorta menganalisis sistern manajemen kinerja yang dilakukan saat ini,
kemudian memberikan alternatif dan rekomendasi penyempumaan sistem manajemen
kinerja yang paling tepat dan sesuai untuk diterapkan di masa yang akan datang.
Berdasarkan hasil analisis, tarnpak bahwa tantangan dan hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penyempumaan sistem manajemen kinerja di PT.X adalah (1) kondisi
perusahaan yang berskala kecil dan erat kekeluargaannya, (2) mendorong budaya
belajar dan budaya pengembangan diri, (3) mendorong tercapainya tujuan dan sasaran
departemen, tim kenja dan organisasi, (4) mendorong kemandirian karyawan dalam
menyusun program pengembangan dirinya secara mandiri, (5) menyediakan data untuk
merencanakan kegiatan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang
terarah, (6) prosesnya berjalan berkesinambungan dan ‘dinikmati’ oleh setiap karyawan.
Memperhatikan kondisi di atas dan mengacu pada beberapa kerangka teoretis, maka
pengembangan sistem manajemen kinerja yang (1) menempatkan kegiatan penilaian
prestasi kelja (performance appraisal) sebagai bagian dan siklus proses manajemen
kinexja (performance management) yang berkesinambungan dengan merubah aspek
penilaian menjadi berdasarkan sasaran kelja, dan (2) mengaitkan kegiatan penilaian
prestasi kerja dengan program dan identifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan, menjadi alternatif solusi yang direkomendasi oleh penulis.
Kegiatan penilaian prestasi kerja (performance appraisal) yang saat ini dilalcukan
sebagai ‘one time event’, direkomendasikan dileburkan ke dalam siklus rnanajemen
kinerja yang diawali dengan tahap penetapan sasaran keija (performance planning),
tahap pelaksanaan kerja (performance execution), dilanjutkan dengan tahap penilaian
prestasi kerja (performance assessment) dan diakhiri dengan pemberian umpan balik
melalui kegiatan performance review.
Disesuailcan dengan kekhasan kondisi perusahaan, maka penetapan sasaran keija
direkomendasikan dilakukan berdasarkan sasaran ketja tim, dan bukan semata sasaran
kelja individual. Hal baru yang juga direkomendasikan adalah meletakkan inisiatif
pelaksanaan kegiatan manajemen kinerja pada karyawan secara aktif dan mandiri, mulai
dari menyusun, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan penilaian, yang ditujukan
untuk meningkatkan partisipasi karyawan, mendorong sikap proaktif dan memotivasi
karyawan potensial.
Rencana pengembangan sistem manajemen kinerja ini diperkirakan beljalan selama 3
(tiga) bulan atau 12 (dua belas) minggu, yang terdiri dari tahap persiapan dan tahap
pengembangan. Tahap sosialisasi akan menyusul pada bulan keempat, dan selanjulnya
diikuti dengan proses impiementasi. Tahap evaluasi akan merupakan tahap akhir yang
akan dilakukan setelah seluruh siklus tahap implementasi dilalui. Perkiraan biaya untuk
pengembangan sistem ini adalah sebesar Rp. l9.110.000,- (sembilan belas juta seratus
sepuluh ribu rupiah)