Picture Frustration Study (P-F) adalah instrumen yang dapat melihat reaksi
seseorang ketika rnenghadapi situasi frustrasi. Instrumen yang disusun oleh
Rosenzweig pada tahun 1944 ini, sekarang sudah tidak pemah lagi digunakan
sernentara tiap orang tidak pernah lepas dari keadaan iustrasi dan mengalami
perasaan terganggu serta marah karena frustrasi. Perkembangan zaman yang terjadi
dalarn kurun waktu 50 tahun, tentunya turut mempengaruhi kondisi yang ada pada
masyarakat. Selain im situasi yang dapat menimbulkan frustrasi pada setiap orang
ridaklah sama. Dennis (1967), menyatakan bahwa sumber-sumber frustrasi dapat
dikelompokan ke dalam tiga kelornpok utarna, yaitu situasi yang berkaitan dengan
keadaan atau lingkungan, keharusan untuk hidup bersama orang lain, dan hal-hal
yang bersifat personal. Dollard, dkk (dalam Meier, 1961) menyatakan bahwa rasa
frustrasi seseorang akan menunculkan perilaku agresi. Menurut Renfrew (1997)
dalam bertingkah laku agresi, seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor sosial
tapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang salah satunya adalah jenis kelarnin.
Laki-laki digambarkan sebagai sosok yang agresif dan kompetitif, sementara
perempuan dianggap sebagai sosok yang harus banyak mengalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pennasalahan
pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada situasi frustrasi dari hasil elisitasi pada kelompok dewasa muda yang
analog dengan situasi hustrasi pada Rosenzweig Picrure Frustration (P-JU Study?
2. Situasi apa saia yang dimunculkan melalui elisitasi yang berkaitan dengan sumber
fustrasi keadaan atau lingkungan, keharusan hidup dengan orang lain serta situasi
yang berkaitan dengan hal-hal personal?
3. Bagaimanakah gambaran reaksi frustrasi laki-laki dan perernpuan pada kelompok
dewasa muda?
Penelitian dilakukan pada kelornpok usia dewasa muda dengan subyek
penelitian berjurnlah 37 orang. Pengurnpulan data dilakukan dengan menggunakan
instrumen P-F dan kuesioner elisitasi situasi frustrasi. Untuk rnengetahui situasi hasil
elisitasi yang analog dengan situasi P-F maka pada masing-masing situasi P-F dibuat
tema gambar. Untuk mengetahui gambaran reaksi frustrasi laki-laki dan perempuan
digunakan perhitungan distribusi frekuensi.
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Situasi frustrasi dari hasil elisitasi memiliki analogi tema dengan 22 situasi
Hustrasi instrumen P-F. Situasi-situasi tersebut adalah situasi nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7,
8, 9,10,lI,13,14,l5,16,1'?,18,19, 2O,21, 22,23 dan 24.
2. Situasi-situasi frustrasi yang berkaitan dengan sumber frustrasi
a. Keadaan atau lingkungan, yang antara lain adalah: faktor alam, kondisi
kendaraan umum dan pribadi, kondisi di jalan raya, berada di tempat rawan
kejahatan, padat penduduk maupun konflik, berkaitan dengan alat, kenaikan
harga dan PHK.
b. Keharusan hidup dengan orang lain, yaitu dalam berhubungan dengan teman,
orang pada umumnya, pacar, orang yang posisinya lebih tinggi, berkaitan
dengan kesalahan yang dibuat diri sendiri, serta dengan orang yang posisinya
lebih rendah.
c. Hal-hal personal, adalah yang berkaitan dengan sifat dan kebiasaan, keadaaan
fisik, kegagalan akademis atau pekenjaan serta hal-hal yang berhubungan
dengan materi dan keluarga.
3. Gambaran reaksi frustrasi adalah sebagai berikut:
a. Reaksi frusitasi yang dominan digunakan oleh sebagian besar laki-lald dan
perempuan adalah arah reaksi ekstrapunitif dan tipe reaksi ego-dejénse.
b. Reaksi frustasi yang paling sering dimunculkan oleh laki-laki dan perempuan
pada 24 gambar P-F adalah E (ekstrapunitif dan ego-defense)
c. Reaksi fustrasi yang paling sering dimunculkan oleh laki-laki dan perempuan
pada situasi P-F ego-blocking adalah E (ekstrapunitif dan ego-defense)
d. Reaksi frusuasi yang paling sering dimunculkan oleh laki-laki dan perempuan
pada situasi P-F Superego-blocking adalah i (intrapunitif dan need-persistence)
Sara.11-saran yang diberlkan berdasarkan penelitian ini mencakup:
1. Saran yang berkaitan dengan penelitian
2. Saran terhadap tes P-F
3- Saran untuk penelitian lanjutan