Dalam masyarakat, perempuan diberi peran penting sebagai ibu, karena secara kodrati perempuan dapat melahirkan anak. Peran sebagai ibu mengandung tugas dan tanggung jawab besar terhadap kesejahteraan anak. Idealnya, seorang perempuan perlu mempersiapkan diri sebelum memutuskan menjadi ibu. Namun, sering kali terjadi kehamilan yang tidak diharapkan, seperti kehamilan di luar nikah, akibat kegagalan kontrasepsi, atau kehamilan yang terjadi untuk memenuhi keinginan pihak lain (suami, keluarga, atau masyarakat).
Saat kehamilan yang tidak diharapkan terjadi, hidup perempuan tersebut mengalami perubahan besar. Kehamilan yang mengejutkan ini, beserta konsekuensinya, menambah beban bagi mereka. Setelah memutuskan untuk mempertahankan kehamilan, perempuan ini harus mengemban peran ibu dengan semua tugas dan tanggung jawab, terlepas dari kesiapan mereka. Menjalankan peran ibu ini memberikan berbagai pengalaman yang memunculkan perasaan positif dan negatif, dari sangat senang hingga frustrasi. Dukungan dari pasangan dan keluarga sangat berharga, memungkinkan para ibu ini untuk berbagi beban dan menjadikan pengalaman mereka lebih positif.
Perasaan selama menjalankan peran ibu menentukan apakah seorang perempuan merasa puas atau tidak dalam perannya sebagai ibu. Perjalanan dari mengetahui kehamilan yang tidak diharapkan, menerimanya, hingga menjalani peran sebagai ibu tidaklah mudah. Ada proses panjang yang penting diketahui dan dipahami karena menyangkut kesejahteraan dan kebahagiaan ibu, anak, dan keluarganya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penghayatan peran ibu pada perempuan yang mengalami kehamilan yang tidak diharapkan. Penghayatan peran ibu dibagi menjadi beberapa kategori: pengalaman selama kehamilan, dukungan sosial yang diperoleh, pengalaman setelah menjalankan peran sebagai ibu, dan kepuasan terhadap peran ibu.
Penelitian ini melibatkan tiga subjek yang mengalami kehamilan yang tidak diharapkan, dengan kriteria mereka baru memiliki satu anak dan usia anak minimal satu tahun.