Tugas akhir ini merupakan laporan kegiatan penulis dalam upaya
merancang sistem seleksi berdasarkan nilai-nilai budaya di PT. ABC, sebuah BUMN yang bergerak di bidang pelayanan jasa kebandarudaraan (uraian mengenai profil PT. ABC ada pada lampiran 1).
Sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing perusahaan
di era globalisasi., PT. ABC mensosialisasikan budaya kinerja pada awal tahun 2003. Untuk menghadapi tantangan globalisasi, SDM mempakan faktor utama yang menentukan kelangsungan suatu industri /organisasi. PT. ABC memiliki SDM dalam jumlah besar, namun kualitas pendidikannya tergolong rendah
(lihat analisis data pada halaman 29 - 31).
Menanggapi kondisi di PT. ABC, penulis mcnginformasikan beberapa
pemikiran seperti 1 agar visi perusahaan dapat tercapai, salah satu caranya adalah sumbcr daya manusia memiliki nilai-nilai yang sama dengan nilai-nilai di PT. ABC, yang diungkapkan sebagai budaya kincrja Hal ini disebabkan mempekerjakan karyawan yang memiliki nilai-nilai yang tidak selaras dengan perusahaan pada akhirnya akan menyebabkan karyawan menjadi kurang
termotivasi, memiliki komitmen rendah dan tidak puas terhadap jabatan dan organisasi Melalui tahapan seleksi dapat dideteksi apakah calon karyawan akan sesuai atau dapat beradaptasi dengan budaya organisasi.
Berdasarl-can analisis terhadap sistem seleksi di PT. ABC, penulis
memberikan usulan penerapan sistem seleksi berdasarkan nilai-nilai budaya kinerja. Sistem seleksi tersebut dilengkapi dengan suatu alat seleksi (kuesioner budaya kinerja dan dafiar pertanyaan wawancara) yang dapat mendiagnosa ada/tidaknya nilai-nilai budaya kinerja pada diri calon karyawan (lihat lampiran 9 dan lampiran 10).
Untuk dapat menerapkan sistem seleksi berdasarkan nilai-nilai dalam
budaya kinelja, penulis mengusulkan rancangan proses seleksi yang terdiri dari: seleksi administrtatif, kuesioner budaya kinerja, tes 'substantif wawancara panel, psikotes dan pemeriksaan kesehatan. Diusulkan pula agar keseluruhan proses seleksi dilakukan oleh pejabat seleksi di PT. ABC, sedangkan konsultan
psikologi hanya melaksanakan psikotes (lihat beberapa usulan pelaksanaan
sistem seleksi di halaman 36-37). Demi keberhasilan sistem seleksi ini,sebelum pelaksanaan proses seleksi dilakukan sosialisasi kepada pihak manajemen dan program training untuk pewawancara (xincian mengenai rekomendasi bagi perusahaan dapat dilihat bagian rekomedasi di halaman 39-45)
T-Yuni Astuti.pdf :: Unduh