Kajian tentang tingkah laku manusia dari dulu hingga sekarang bahkan mungkin di masa yang akan datang tetap menarik. Para ahli filsafat, psikologi dan ilmu-ilmu sosial
terus mendiskusikan apakah manusia pada dasarnya belsifat prososial atau anti sosial, lebih bersifat egoistik atau altruistik, serta cenderung ben-Tuhan (beragama) atau ateis.
Stereotipe masyarakat Indonesia adalah prososial, suka menolong, gemar bergotong royong, ramah dan agamis. Bangsa Indonesia meletakkan keTuhamm sebagai sila pertama pada dasar negara, tempat ibadah hampir di semua tempat telah dibangun pengajian keagamaan cukup marak tetapi bagaimana dengan kehidupan sosialnya ?
Akhi:-akhir ini di beberapa bagian masyarakat Indonesia tidak hanya menunjukkan tingkat kesetiakawanan sosial yang menurun, tetapi sesama anggota masyarakat saling
menyakiti bahkan saling membunuh. Apakah ini dikarenakan religiusitas atau keberagamaan masyarakat Indonesia telah menurun ? Make yang menjadi permasalahan utama penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang positif antara religiusitas dengan tingkahlaku prososial ?
Tingkah laku prososial sebagai tingkah laku yang menguntungkan atau
mensejahterakan orang/pihak lain diduga dipengaruhi oleh faktor endogen dan faktor eksogen Salah satu faktor endogen atau yang ada dalam manusia adalah religiusitas.
Religiusitas terdiri dari lima dimensi, yakni; dimensi ideologi, num, ekspenensin,konsekuensial dan intelektual. Adapun yang termasuk faktor eksogen adalah keluarga,sekolah dan masyrakat sekitar atau daerah dimana bertempat tinggal. Hipotesis
mayor penelitian ini adalah ada hubugan yang positif dan bermakna antara religiusitas dengan tingkah laku prososial pada mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang.
Vadabel prediktor penelitian ini adalah religiusitas dengan 5 dimensinya, adapun variabel kriteriumnya adalah tingkah laku prososial, serta yariabel moderatornya adalah
religiusitas keluarga, inteusitas pendidikan agama asal sekolah (SMU), asal daerah dan jenis kelamin. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang
yang bemsia 18-21 tahun dan beragama Islam, dengan teknik pencuplikan: stratified
random sampling. Enstrumcn yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala religimsitas dan skala tingkah laku prososial yang disusun oleh peneliti. Adapun teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis regresi multivariat.
Prosedur pengumpulan data penelitian ini dimulai dengan mencntumkan subjek penelitian dengan cara undian bertingkat. Bertingkat dan undian fakultas, undian jurusan, dan undian untuk mata kuliah yang diikuti mahasiswa. Dari undian dihasilkan total
subjek 99 orang dan setelah diseleksi ternyata hanya 88 orang yang memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian ini. Setelah subjek mengisi sejumlahh aitem skala, diberi skor,
ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 7.5. Hasilnya ternyata hanya variabel religiusitas (total), dimensi eksperiensial dan dimensi konsekuensial yang
berkorelasi posilif socara signifikan dengan tingkah laku prosossial, sedangkan variabel dimensi ideologi, ritual dan intelektual serta keluarga, asal sekolah, asal daerah dan jenis
kelamin koreasinya tidak signifikan.
Kesimpulan penelitian ini adalah: ada korelasi yang positif dan signifikan antara re1igiusi!as(total), dimensi eksperiensial dan dimensi konsekuensial dengan tingkah laku
prososiai pada mahasiswa Univeritas Diponegoro Semarang Sedangkau untuk dimensi ideologi, ritual dau intelektual serta religiusitas keluarga, asal sekolah, asal daerah dan
jenis ke1amin` tidak signifikan korelasinya Terbuktinya hipotesis utama penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian Turmudhi (1991) dan Suhartanto (1994). Saran untuk berbagai pihak yang terkait dengan dunia pendidikan khususnya pendidikan agama,
kiranya perlu meninjau kembali mated dan metode khususnya yang berkaitan dengan keimanan, ibadah ritual dan pengetahuan agama. Untuk para peneliti lanjutan, instrumen
penelitian ini masih perlu disempurnakan dan jika ingin lebih komprehensif, perlu dipertimbangkan jika pendekatan penelitiannya digabungkan dengan pendekatan kualitatif