ABSTRAKMotivasi utarna manusia sebagai makhluk sosial adalah untuk mencari dan
mempertahankan hubungan dcngan orang lain, misalnya dcngan keluarga, saudara,
teman, pasangan, dan sebagainya. Namun ketika seseorang tidak mcnemukan
lingkungan yang memungkinkan untuk memenuhi kcbutuhaxrkebutuhan tersebut,
maka akibat yang mungkin texjadi adalah munculnya perasaan kcsepian. Pada
dasarnya kcsepian merupakan suatu pengalaman universal manusia. Hampir semua
orang pemah merasa kesepian, tidak terkecuali remaja yang tinggal di panti
asuhan.Dan mempelajari kelekatan yang terbentuk merupakan cara terbaik umuk
memahami kesepian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat kcscpian remaja
panti asuhan berdasarkan tipe kelekatan yang mereka miliki. Pendekatan penelitian
yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan kuaiitatif dengan karakteristik
subyek yaitu rcrnaja panti asuhan berusia l5~22 tahun, pendidikan minimal SLTP, dan
telah tinggal di panti minimal 3 tahun (sejak usia SD). Subyek yang digunakan dalam
penclitian kuantitatif sebanyak 19 orang sedangkan untuk penelitian kualitatif
sebanyak 5 onmg. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif
adalah kuesioner Adult Atzachmem' Scale untuk mengukm- tipe kelekatan dan UCLA
Loneliness untuk mengukur tingkat kesepian. Sedangkan dalam pcnelitian kualitatitl
pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam.
Hasil penelitian kuantitatif menunjukkan tidak ada hubungan antara kelekatan
dengan tingkat kesepian pada remaja panti asuhan. Selain itu, ditemukan tidak ada
pcrbedaan tingkat kesepian antara rernaja yang memiliki tipe kclckatan secure,
avoidant, dan anxious. Namun demikian, dad analisis kuantitatif ditemukan bahwa
remaja panti asuhan yang merupakan yatim piatu cenderung memiliki tipe kelekatan
anxious dan memiliki tingkat kcsepian yang lebih tinggi dibandingkan daripada
remaja panti asuhan yang yatirn kurang mampu. Sedangkan hasil penelitian kualitatif
menunjukkan bahwa remaja dengan tipe kelekatan secure tampak Icbih mampu
menjelaskan kelekatan dalan keluarga, lebih mampu menjalin hubungan pertemanan dengan kelompok sebaya, dan lebih jarang mengalami kesepian emosional daripada
remaja yang memiliki tipe kelekatan avoidan! dan anxious