Daerah penelitian gunung Pongkor merupakan sebuah daerah yang terletak di kabupaten Bogor, Jawa Barat. Daerah Pongkor terletak di busur magmatis Sunda-Banda yang terbentuk akibat penunjaman lempeng Samudra Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Mineralisasi emas yang ada di daerah ini merupakan mineralisasi emas sulfida rendah (low sulfidation). Secara garis besar litologi daerah gunung Pongkor dan sekitarnya tersusun atas tuf, tuf lapili, breksi dan intrusi andesit yang menerobos batuan sejak tersier. Di daerah penelitian gunung Pongkor ini telah dilakukan akusisi data gayaberat untuk memetakan struktur bawah permukaan terkait sesar dan rekahan guna mencari persebaran zona vein system. Analisis data gayaberat ini dilakukan dengan metode horizontal gradient dan euler deconvolution. Dimana horizontal gradient digunkan untuk mencari batas-batas daerah anomali dan euler deconvolution digunakan untuk mencari kedalaman daerah anomali. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terlihatnya persebaran sesar maupun rekahan yang tidak terlihat pada peta geologi dengan kedalaman berkisar 45 m hingga 100 m.
Pongkor mountain study area is an area located in Bogor districts, West Java. Pongkor magmatis located in the Sunda-Banda arc formed by subduction Ocean Indo-Australian plate under the Eurasian plate. Existing gold mineralization in this area is a low sulphidation gold mineralization (LS). In outline Pongkor lithology and the surrounding mountain area composed of tuff, lapilli tuff, breccia and andesite intrusions breaking through since the Tertiary rocks. In this area of research has been done gravity data acquisition to map subsurface structures related to faults and fracture zones to find distribution of vein system. The gravity data analysis was conducted using horizontal gradient and euler deconvolution. Where the horizontal gradient used to find the boundaries of the anomalous areas and euler deconvolution is used to find the depth of the anomalous areas. The results obtained from this study is the invisibility of distribution faults and fractures that are not visible on the geological map with depths ranging from 45 m to 100 m.