Tingginya prevalensi hipertensi di Indonesia telah lama menjadi perhatian khususnya dalam perannya sebagai faktor risiko berbagai penyakit sistemik. Pada berbagai penelitian ditunjukkan terdapat perbandingan positif antara tekanan darah dan kadar estradiol di dalam darah. Penelitian mengenai topik ini pada perempuan usia subur dengan gangguan menstruasi belum dijumpai pada penelusuran literatur ilmiah. Penelitian ini merupakan studi cross sectional komparatif pada perempuan usia subur (15-45 tahun) yang mengalami gangguan menstruasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder hasil pemeriksaan laboratorium serta kuesioner SCL-90 pada penelitian "Peranan Adiponektin terhadap Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dan Hubungannya dengan Faktor Genetik, Endokrin, dan Metabolik".
Variabel bebas yang diuji adalah gejala mental emosional, aktivitas fisik, obesitas, kadar kolesterol, status SOPK, serta status hipertensi. Berdasarkan analisis, didapatkan bahwa kadar estradiol pada perempuan dengan hipertensi sistolik memiliki median yang lebih tinggi (90,5: 32 - 190) dibandingkan dengan perempuan tanpa hipertensi (38: 10 - 231). Secara statistik, perbedaan tersebut bermakna dengan p = 0,020. Sementara itu, tidak terdapat perbedaan statistik yang bermakna kadar estradiol berdasarkan aktivitas fisik, kadar kolesterol, status gizi, gejala mental emosional, serta status SOPK pada perempuan dengan gangguan menstruasi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat peranan hipertensi dalam perbedaan kadar estradiol pada perempuan dengan gangguan menstruasi.
The high prevalence of hypertension in Indonesia has long been a center of attention, specifically on it?s role on being one of the major risk factors of the occurence of many systemic complications. It?s high complicability and it's mortality rate has made myriads of studies concerning its prevention have been conducted. In most of the the studies, it is shown that there is a positive correlation between blood pressure and the estradiol levels. Studies concerning this issue are rarely conducted on women with abnormality in menstrual cycle. This study is an comparative cross-sectional study on women in reproductive age (15-45 years old) with abnormalities in menstrual cycle. The study is conducted using secondary data from the outcome from laboratory findings and interview instrument of SCL-90 from the study "Peranan Adiponektin terhadap Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) dan Hubungannya dengan Faktor Genetik, Endokrin, dan Metabolik". The independent variables used in thi study consist of mental and emotional symptoms, physical activity, obesity, total cholesterol levels, PCOS state, and hypertensive state. It is found that women with hypertensive blood pressure has more levels of estradiol (90,5: 32 - 190) than women without hypertension (38,0: 10 ? 231). Statistically, this difference made huge significance with p=0.020. Meanwhile, there are no significane differences on the independent variables shown in stress and mental state, physical activity, obesity, PCOS state and total cholesterol. It can be concluded that there is a positive correlation between hypertension state and estradiol levels.