Berbagai macam alasan bisa menjadi motivasi seseorang untuk melakukan body modifications berupa tattoo dan body-piercing. Body modifications sendiri merupakan tindakan permanen maupun semi permanen yang menghasilkan perubahan fisik pada tubuh seseorang dan membutuhkan prosedur dalam pelaksanaannya (Featherstone, 1999 dalam Wohlrab, Stahl, dan Kappeler, 2006). Terdapat beberapa penelitian di Amerika dan Eropa yang menyatakan bahwa individu yang melakukan body modifications (tattoo dan/atau body-piercing) memiliki kecenderungan perilaku yang negatif dan aspek psikologis yang negatif pula.
Ada satu penelitian yang menyatakan bahwa tidak ada penyimpangan perilaku pada individu yang melakukan body modifications. Namun belum ditemukan penelitian yang memfokuskan pada kesejahteraan psikologis individu, khususnya dewasa muda, yang melakukan body modifications di Indonesia. Untuk itu, penelitian ini ingin melihat apakah terdapat perbedaan psychological wellbeing pada dewasa yang melakukan dan tidak melakukan body modifications (tattoo dan/atau body-piercing).
Penelitian ini mengacu pada teori psychological well-being yang dikembangkan oleh Ryff (1989) yang terdiri dari enam (6) dimensi, yaitu otonomi, penguasaan lingkungan, pengembangan diri, hubungan positif dengan orang lain, tujuan hidup dan penerimaan diri. Sampel dari penelitian ini adalah dua ratus sembilan (209) orang yang berusia 20 - 40 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan psychological wellbeing pada dewasa muda yang melakukan dan tidak melakukan body modifications.
There are so many reasons that motivate people to have their body modified with tattoo and body-piercing. Body modifications itself is defined as the (semi-) permanent, delibrate alteration of the human body and embraces procedures such as tattooing and body-piercing (Featherstone, 1999 in Wohlrab, Stahl, and Kappeler, 2006). The result of some researches in United State of America and Europe show that participants who got their body modified with tattoo and/or body-piercing tend to have negative behavior and psychologically ill.There is one research that shows there is no behavior disorder on participant with body modifications. But still, there is no research in Indonesia that specifies and focuses on the psychological well-being of people, especially young adults, who got their body modified. Therefore, this research is conducted to see the differences of psychological well-being between young adults with and without body modifications (tattoo and/or body-piercing).This research is based on Ryff's theory of psychological well-being (1989), which consists of six (6) dimentions: autonomy, environmental mastery, personal growth, positive relations with others, purpose in life and self-acceptance. The sample of this research are 209 participants, aged 20 - 40. The result of this research is that no difference of psychological well-being between young adults with and without body modifications.