[Saat ini sudah mulai banyak desain ramah lingkungan yang merupakan
bagian dari konsep sustainable design. Di Indonesia sudah banyak bangunan yang
memakai konsep green building; bentuk masif penerapan sustainable design.
Namun, konsep ini juga dapat dilakukan dalam bentuk sederhana, salah satunya
adalah penggunaan material bekas sebagai elemen ruang interior. Selain bertujuan
untuk lebih ramah lingkungan, material bekas juga digunakan dengan alasan
visualnya. Semakin banyak restoran, kafe atau bar yang menggunakan desain
tematik untuk menarik pengunjung. Material bekas menjadi cara baru untuk
membentuk suasana ruang yang berbeda. Pada skripsi ini, penulis akan meninjau
variasi penerapan material bekas pada elemen ruang interior, dampaknya secara
estetis dan pengalaman ruang yang dirasakan pengunjung. Untuk mengetahui
poin-poin tersebut, telah dilakukan pengumpulan data dengan observasi langsung
pada studi kasus, wawancara dengan pihak menajemen tempat dan pengunjung., Nowadays, there’s already a lot of eco-friendly design which is a part of
sustainable design concept. In Indonesia itself, many buildings has been using
green building concept; a way of applying sustainable design. However, this
concept can also be done through simplistic way, one of them is applying used
materials as interior elements. Apart from aiming for an eco-friendly design, used
materials are also applied for its visual purpose. There’s an increase in the number
of restaurants, cafes, or bars that are applying thematic design to attract visitors.
Used materials has become a new way to build a different spatial experience.
In this final report, writer will look into the variation in applying used
materials as interior elements, the aesthetic impact and the spatial experience felt
by visitors. To find out about these points, data collection has been done through
direct observation at the study cases, interview with the management side of those
places and visitors.]