ABSTRAKPenggunaan jalur produksi tunggal (single production line) akan diterapkan pada
proyek pengembangan lapangan gas “A” yang berada di laut dalam. Pemakaian
jalur produksi tunggal menghadapi tantangan yang berkaitan dengan kemampuan
alir gas ketika operasional produksi dan pigging dilakukan. Saat pigging
berlangsung, pig diluncurkan dengan hanya mengandalkan fluida gas dan tekanan
dari sumur saja. Potensi masalah yang mungkin terjadi adalah terbentuknya hidrat
dan aliran slug. Studi flow assurance dilakukan untuk mempelajari perilaku aliran
saat operasi dan pigging berlangsung. Studi dilakukan pada kondisi steady state
(tunak) dan transient untuk jalur produksi tunggal menghasilkan desain teknis
jalur pipa dengan diameter 10” dan insulasi setebal 20 mm. Simulasi operasional
pigging menghasilkan strategi optimal berupa pengaturan laju alir 50 MMscfd dan
tekanan separator 80 bara sehingga dihasilkan kecepatan pig optimal 3.5 m/s
selama 30 menit. Analisis biaya CAPEX dan OPEX memberikan penghematan
biaya penggunaan jalur produksi tunggal sebesar 57% dibandingkan dengan jalur
produksi ganda.
ABSTRACTThe use of a single production line will be applied to the deep water gas
development project "A". The single production line face the challenges
associated with gas flow assurance when production and pigging operations
performed. At pigging operation, pig propelled by simply relying on the pressure
from the gas wells. The potential problem that might be occured is the formation
of hydrates and slug flow. Flow assurance studies conducted to study the behavior
of gas flow and pigging operation. Studies conducted at steady state and transient
for a single production line result technical design of pipelines with a diameter of
10" and 20 mm thick insulation. Pigging operation simulation results the optimal
strategy with the setting of flow rate: 50 MMscfd and pressure separator: 80 bara
to produce optimal speed 3.5 m / s of pig movement for 30 minutes. CAPEX and
OPEX cost analysis provide cost savings using a single production line by 57%
compared with double production lines.