UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Efektivitas implementasi sistem perlindungan desain industri pada kerajinan perak berdasarkan Undang-Undang nomor 31 tahun 2000 tentang desain industri : studi kasus masyarakat pengrajin perak Kotagede Yogyakarta = The effectiveness of implementation of the protection of industrial design in silversmithing under Act no. 31 of 2000 on industrial design : case studies society craftsmen silver home industries in Kotagede Yogyakarta / Yustina Niken Sharaningtyas

Yustina Niken Sharaningtyas; Agus Sardjono, supervisor (Universitas Indonesia, 2013)

 Abstrak

ABSTRAK
Pembentukan peraturan perundang-undangan desain industri di Indonesia
tidak didasarkan pada kepentingan dan kebutuhan dari masyarakat Indonesia itu
sendiri, melainkan sebagai konsekuensi dari keikutsertaan Indonesia dalam
persetujuan TRIPs-WTO. Masyarakat Indonesia pada umumnya masih
menjunjung tinggi rasa kebersamaan atau komunalistik dan masih mengedepankan
nilai-nilai spiritualistik, sedangkan rezim HKI menganut nilai kapitalistik dan
mengedepankan kepentingan individu (individualistik). Benturan karakter atau
nilai tersebut turut menjadi faktor yang mengakibatkan ketidakefektifan
implementasi ketentuan-ketentuan hukum HKI di dalam masyarakat.
Hal inilah yang terjadi di dalam masyarakat pengrajin perak Kotagede.
Rasa asing terhadap sistem perlindungan HKI menyebabkan pemahaman
masyarakat pengrajin perak Kotagede terhadap Hak Kekayaan Intelektual sangat
kurang Hasil penelitian menunjukkan bahwa 67,6% masyarakat pengrajin perak
Kotagede tidak mengetahui adanya Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000
tentang Desain Industri yang memberikan perlindungan hukum bagi produk
desain kerajinan perak mereka. Dalam penelitian diperoleh data bahwa belum ada
satupun masyarakat pengrajin perak di Kotagede yang mendaftarkan produknya
ke dalam perlindungan hukum desain industri. Hanya 26,5% saja yang memiliki
keinginan untuk mendaftarkan produknya, sedangkan sisanya 73,5% responden
tidak memiliki keinginan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
ketidakpedulian masyarakat pengrajin perak terhadap HKI masih sangat tinggi.
Dalam penelitian ini dilakukan uji korelasi dan uji regresi linier/uji
pengaruh antara variable nilai-nilai budaya masyarakat dengan sikap keberatan
reponden atas peniruan desain produknya oleh orang lain. Diperoleh kesimpulan
bahwa antara variable nilai budaya “rame ing gawe suci ing pamrih”, “gotong
royong” dan “etika berbagi” dengan sikap keberatan reponden atas peniruan
desain produknya terdapat korelasi/hubungan yang kuat, signifikan dan tidak
searah. Semakin tinggi adanya kontak dengan nilai budaya tersebut maka
masyarakat pengrajin perak Kotagede akan semakin tidak keberatan apabila
desain produknya ditiru oleh orang lain. Variabel-variabel nilai budaya tersebut
mempengaruhi sikap keberatan reponden atas peniruan desain produknya oleh
orang lain.

ABSTRACT
The drafting of industrial design legislation in Indonesia is not based on
the interests and needs of the people of Indonesia itself, but rather as a
consequence of Indonesia's participation in the WTO-TRIPs agreement.
Indonesian society in general still uphold a sense of togetherness or komunalistik
and still promoting the values of spiritualistic, while the IPR regime adopted
capitalistic values and promotes the interests of the individual (individualistic).
Clash of the characters or the value is also a factor resulting in ineffectiveness
implementation of the provisions of IPR laws in society.
This is what happens in society silversmith Kotagede. People are
unfamiliar with the IPR protection system, therefore caused the public's
understanding to Intellectual Property Rights is very less. The results of research
showed that 67.6% of the silversmith Kotagede do not know the Law No. 31 Year
2000 on Industrial Design that provides legal protection for product design their
silver. In this case showed that no one in silversmith Kota Gede who register their
products to the legal protection of industrial designs. Only 26.5% who have a
desire to register their products, while the remaining 73.5% of respondents have
no such desire. This suggests that the level of public indifference towards IPR still
very high.
In this study tested the correlation and linear regression test of variable
cultural values with the objection’s attitude of respondents if his/her product
design imitated by others. It is concluded that with the variable cultural values
“rame ing gawe suci ing pamrih”, “gotong royong” and “etika berbagi”and the
objection’s attitude of the respondents if his/her product design imitated by others
there is a strong correlation/relationship, significant and not unidirectional.
Variables cultural values influence objection’sattitudes respondents if his/her
product design imitated by others.

 File Digital: 1

Shelf
 T36109-Yustina Niken Sharaningtyas.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T36109
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Universitas Indonesia, 2013
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xvii, 120 pages : illustartion ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T36109 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20349137
Cover