ABSTRAKLatar belakang :Pramugari harus memiliki kesehatan yang prima karena memiliki tugas utama menjaga keselamatan penumpang selama penerbangan. Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering kali mengenai wanita usia produktif dan dapat mengganggu kesehatan.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada pramugari penerbangan sipil di Indonesia.
Metode:Metode yang digunakan adalah potong lintang dan pengambilan sampel dengan metode sampling purposif dan analisa dengan regresi cox. Kriteria anemia apabila kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl.
Hasil:Subjek terdiri dari 185 pramugari penerbangan sipil berusia 18 ? 46 tahun yang melakukan pemeriksaan kesehatan berkala di Balai Kesehatan Penerbangan. Persentase anemia pada penelitian ini sebesar 28,1%. Faktor risiko dominan terhadap anemia pada pramugari penerbangan sipil di Indonesia adalah masa kerja > 4 tahun ? 16 tahun (RRa1,51 ;95% CI 0,96 ? 2,37; p 0,073), frekuensi makan daging lebih dari 2 kali seminggu (RR 0,57; 95% CI 0,32 ? 1,03; p 0,064), menstruasi heavyflow (RR 3,45; 95% CI 1,05 ? 3,4; p 0,000) dan jenis penerbangan panjang (RR 1,91; 95% CI 2,36 ? 5,02;p 0,034).
Kesimpulan:Pramugari dengan menstruasi heavyflow dan jenis penerbangan panjang mempunyai risiko lebih besar mengalami anemia.Oleh karena itu perlu penanganan anemia lebih komprehensif pada pramugari yang melibatkan pihak regulator dan operator di Indonesia.
ABSTRACTBackground:Flight attendants must have good health because their main task is maintaining safety of passengers during the flight. Anemia is one of the health problems that often affects reproductive women and can interfere health. This study was conducted to determine the factors associated with anemia in civilian female flight attendant in Indonesia.Methode:The method used was cross-sectional with purposive sampling and analysis with cox regresion. Anemia criteria if hemoglobin level less than 12 g/dl.Result:Subjects consisted of 185 civilian female flight attendants aged 18-46 years who conduct regular health checks at Balai Kesehatan Penerbangan. The percentage of anemia in this study was 28.1%. Dominant risk factor for anemia in civil female flight attendants in Indonesia are working period >4 - 16 years (RR 1.51; 95% CI 0.96- 2.37; p 0.073), frequency of eating red meat more than 2 times a week (RR 0.57; 95% CI 0.32 - 1.03; p 0.064), heavyflow menstruation (RR 3.45; 95% CI 1.05 - 3.4; p 0.000) and long haul flight (RR 1, 91; 95% CI 2.36 - 5.02; p 0.034).Conclusion: Female flight attendant with heavyflow menstruation and long haul flight have higher risk to anemia. Need more comprehensive treatment of anemia in female flight attendant involving regulators and operators in Indonesia.