ABSTRAKISPA merupakan penyebab utama kematian pada bayi dan anak balita didunia,
khususnya di negara berkembang. Kematian tersebut diperkirakan 2-5 juta setiap
tahunnya. Di Indonesia prevalensi ISPA masih tinggi yaitu 25,5% menurut hasil
Riset Kesehatan Dasar tahun 2007. Faktor utama penyebab ISPA adalah polusi
udara dalam ruangan yang umumnya berasal dari hasil pembakaran bahan bakar
biomass, batu bara, dan minyak tanah yang digunakan rumah tangga untuk
memasak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis bahan bakar
dan tempat memasak rumah tangga terhadap kejadian ISPA pada balita di
pedesaan Indonesia tahun 2007 setelah dikontrol seluruh confounding. Desain
studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional analysis dengan
menggunakan data SDKI 2007. Analisis penelitian melakukan pembobotan
sehingga peneliti menggunakan analisis complex design survey dengan populasi
sumber berasal dari 33 propinsi di Indonesia, yaitu sebanyak 7.602 responden.
Hasil analisis didapatkan prevalensi ISPA pada balita sebesar 12,0%. Jenis bahan
bakar memasak berisiko 1,459 kali (CI 95%: 1,011-2,105) terhadap kejadian
ISPA pada balita dengan p value: 0,047 (ada hubungan yang signifikan). Jenis
kelamin anak, status imunisasi BCG, lama pemberian ASI, berat badan lahir anak,
pemberian vitamin A, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan tingkat kesejahteraan
keluarga merupakan variabel covariat yang berpengaruh secara signifikan
terhadap kejadian ISPA pada balita dengan p value < 0,05. Analisis multivariat
Cox Regression didapatkan balita yang tinggal pada polusi dapur rumah tangga
tinggi polusi berisiko 1,217 kali (CI 95%: 0,767-1,931) untuk menderita ISPA
setelah dikontrol variabel covariat. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan
pada masyarakat untuk memasak yang menggunakan bahan bakar high pollutan
dalam rumah agar memperhatikan sirkulasi udara pada tempat memasak dan bagi
pemerintah agar dapat memberikan KIE tentang pengendalian polusi udara dalam
ruangan.
ABSTRACTARI is the leading cause of death in infants and children under five in the world,
particularly in developing countries. The estimated 2-5 million deaths annually.
ARI prevalence in Indonesia is still high at 25.5% according to the results of the
2007 Basic Health Research. ARI is the main factor causing indoor air pollution,
primarily from the burning of biomass fuels, coal, and kerosene are used by
households for cooking. This study aimed to determine the effect of cooking fuel
type and household kitchen of ARI events in children under five years in rural
Indonesia in 2007 after a controlled throughout confounding. Study design used in
this study is cross-sectional analysis using data from Demographic and Health
Survey 2007. Analysis of the research done so that investigators use a weighted
analysis of complex survey design with source populations from 33 provinces in
Indonesian, as many as 7,602 respondents. Analysis we found the prevalence of
ARI in children under five years are 12.0%. Type of cooking fuel have risk 1.459
times (95% CI: 1.011 to 2.105) of ARI Events In Children Under Five Years with
a p value: 0.047 (no significant relationship). Sex of the child, BCG immunization
status, duration of breastfeeding, birth weight children, vitamin A, maternal
education, maternal employment, and family welfare is covariat variables that
significantly affect the incidence of respiratory infection in childrens with p value
<0.05 . Multivariate Cox Regression analysis found that childrens living in the
household kitchen high pollution have risk 1.217 times (95% CI: 0.767 to 1.931)
of ARI Events In Children Under Five Years after controlling for covariat
variables. Based on the results of this study suggested that people use for cooking
fuel high pollutants in the house to pay attention to air circulation on a place to
cook and for the government to provide IEC about controlling indoor air
pollution.