ABSTRAKPenelitian ini merupakan bagian dari studi fiksi ilmiah yang penting untuk dilakukan karena selama ini genre tersebut belum banyak dibahas dalam studi kesusastraan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan atas novel karya Djokolelono, Jatuh ke Matahari, yang berlatar dunia masa depan yang modern dan berteknologi maju. Kisah novel tersebut tidak hanya menekankan modernitas yang ditandai dengan konsep perjalanan luar angkasa, terraforming, dan ilmuwan gila, namun juga menekankan cara manusia menghadapi modernitas dalam wacana superioritas moral. Sangat penting menyelidiki teks sebagai bagian dari wacana superioritas moraldi zaman Orde Baru untuk memahami pengetahuan mengenai moralitas di dalamnya. Dapat disimpulkan bahwa Jatuh ke Matahari merepresentasikan pengetahuan mengenai superioritas moral bangsa Indonesia dalam menghadapi modernitas pada zaman Orde Baru dan mempertentangkannya dengan superioritas sains Barat, guna mendiferensiasi dan menempatkan Barat sebagai other.
ABSTRACTThe importance of this study can be seen as this study draws on the field of Science Fiction Studies which almost have never taken a major part in Indonesian Literary Studies. This study examines Indonesian science fiction novel, Jatuh ke Matahari by Djokolelono, which situates its narrative in futuristic, modern, and technologically advanced world. This narrative not only address the modernity, which is identified by the concept of space odyssey, terraforming, and mad scientist, but also the way in which human being places himself in modernity in the discourse of moral superiority. To understand the knowledge of morality in the text, it is important to investigate that the text is a part of moral superiority discourse of New Order era. It is suggested that Jatuh ke Matahari represents the knowledge of Indonesian moral superiority in the notion of modernity of the New Order era and contrasts it with Western science superiority to diferentiate and place West as other.