Gangguan jiwa merupakan suatu bentuk perubahan yang meliputi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang disebabkan oleh berbagai faktor. Perubahan tersebut dimanifestasikan dalam bentuk perubahan fungsi kemampuan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Pelayanan keperawatan kesenatan jiwa di komunitas (CMHN) merupakan program pelayanan primer yang memberikan pelayanan keperawatan secara langsug pada pasien dan keluarganya untuk meningkatan kemampuan fungsi pasien sehari-hari. CMHN telah dikembangkan di Aceh terutama oi Kabupaten Bireuen selama 2 tahun. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pelayanan CMHN dengan tingkat kemandirian pasien gangguan jiwa di Kabupaten Bireuen Aceh. Pendekatan kuantitatifi dengan desain cross sectional pada pogulasi 971 pasien dan sam pel sebanyak 179 pasien yang diperoleh dari 3 Puskesmas yaitu Jangka, Juli dan Peusangan dengan tehnik cluster sampling. Analisa statistik menggunakan multivariat regresi logistik berganda model prediksi.
Hasil penelitian diperoleh tingkat kemandirian pasien dengan self care adalah aktivitas sehari-hari 102 pasien (57%), aktivitas sosial 95 pasien (53%), pengobatan 109 pasien (60,9%); tingkatan total care adalah cara mengatasi masalah 80 pasien (44,7 5) dan diperoleh faktor yang paling dominan berhubungan dengan tingkat kemandirian pasien adalah pendidikan dan tempat berobat pasien dengan p value = 0,036. Pendekatan kualitatif dengan studi fenomenologi dilakukan untuk mengkaji lebih dalam mengenai pengalaman pasien gangguan jiwa yang telah mencapai kemandirian. Wawancara dilakukan pada 5 orang partisipan yang berasal dari Puskesmas jangka hasil kualitatif diperoleh dua tema yang berhubungan dengan tingkat kemandirian pasien yaitu faktor internal (harapan untuk sembuh, makna kesembuhan, manfaat adanya kegiatan sistem keyakinan) dan faktor eksternal (dukungan emosional, dukungan sosial, pengobatan). Rekomendasi hasil penelitian Puskesmas terus melanjutkan pelayanan CMHN untuk meningkatkan kemandirian pasien.