UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Penyakit kawasaki faktor risiko terjadinya aneurisme koroner perjalanan klinisnya serta jumlah dan kualitas sel progenitor endotel = Kawasaki disease risk factors for the development of coronary aneurysms and their clinical course number and quality of the endothelial progenitor cells

Najib Advani; Sudigdo Sastroasmoro, promotor (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014)

 Abstrak

[ABSTRAK
Background: Kawasaki disease (KD) is an acute systemic vasculitis with unknown
etiology that mainly affects infants and young children. Coronary aneurysms develop in
15 – 25 % of untreated cases and may lead to myocardial infarction, ischemic heart
disease or sudden death. There were some risk factors suspected to play a role in the
development of coronary aneurysms. The role of EPC (endothelial progenitor cells) a
subtype of stem cell, in KD has been studied lately with the aim that they could be
manipulated to treat coronary lesions.
Objective : To investigate the frequency of coronary aneurysms in KD, risk factors for
the development of coronary aneurysms and their clinical course; number and quality of
EPC in patients with and without aneurysms in acute and late phase of KD, and compare
the number and quality of EPC between acute and late phase of KD.
Methods: Subjects were KD patients treated during the period of 10½ years in 5 hospitals
in Jabotabek area. There were 4 study designs, namely cross-sectional for coronary risk
factors, retrospective cohort for the clinical course and cross sectional for EPC study in
acute and late phase. Subjects had blood and echocardiography examinations.
Results: There were 667 KD patients studied. The frequency of coronary aneurysms in
acute phase was 33.3 % and 7.9 % in convalescence. Risk factors for coronary
aneurysms were duration of fever > 7 days (p< 0.001; OR 2.02; CI 1.15 to 3.53) and low
level of albumin (p= 0.001; OR 0.53; CI 0.32 to 0.87). Majority of small and medium
sized aneurysms regressed over time but giant aneurysms did not. Subjects without
coronary aneurysms till 2 months of onset would remain normal later. No difference was
noted in the number and quality of EPC (CD34+) between subjects with and without
aneurysms in acute and late phase. The number of EPC (CD34+) in acute phase higher
than that of the late phase (p< 0.001).
Conclusion and suggestion: Duration of fever over 7 days before treatment and low
level of albumin were the risk factors for the development of coronary aneurysms.
Outcome of aneurysms was determined by the size of the diameter. The number of EPC
was significantly higher during acute phase compared to that of the late phase. Patients
with KD should have been treated before day 8 of fever to prevent coronary
complications. For patients without coronary aneurysms till 2 months after onset, further
echocardiography is not a necessity.

ABSTRAK
Latar belakang: Penyakit Kawasaki (PK) adalah suatu vaskulitis akut sistemik yang
terutama menyerang bayi dan anak balita dan belum diketahui etiologinya. Pada kasus PK
yang tidak diobati 15-25 % akan mengalami aneurisme koroner yang dapat berakhir pada
infark miokard, penyakit jantung iskemik atau kematian. Berbagai faktor diduga berperan
terhadap terjadinya aneurisme koroner. Peran dan kondisi SPE (sel progenitor endotel),
suatu subtipe sel punca mulai diteliti dengan tujuan kelak dapat digunakan untuk terapi
kelainan koroner pada PK.
Tujuan: Mengetahui frekuensi aneurisme koroner pada PK, faktor risiko terjadinya serta
perjalanan klinisnya; jumlah dan kualitas SPE pada fase akut maupun lanjut PK dengan
atau tanpa aneurisme koroner serta membandingkan jumlah dan kualitas SPE pada kedua
fase tersebut.
Metode: Subjek adalah pasien PK yang datang berobat selama periode 10½ tahun di 5 RS
di Jabotabek. Terdapat 4 desain penelitian yaitu studi potong lintang untuk penelitian
faktor risiko aneurisme koroner. Kohort retrospektif untuk perjalanan klinis serta potong
lintang untuk masing masing SPE fase akut dan SPE fase lanjut. Subjek diperiksa darah
dan ekokardiografi.
Hasil: Didapat 667 subjek dengan PK. Frekuensi aneurisme koroner pada fase akut PK
33,3 %, fase konvalesen 7,9 %. Faktor risiko aneurisme koroner adalah lama demam > 7
hari sebelum terapi (p < 0,001; RO 2,02; IK 1,15 sampai 3,53) dan kadar albumin yang
rendah (p 0,001; RO 0,53; IK 0,32 sampai 0,87). Mayoritas aneurisme kecil dan sedang
kembali normal dengan berlalunya waktu, aneurisme raksasa tidak. Subjek tanpa
aneurisme hingga 2 bulan awitan, selanjutnya tetap normal. Tidak ada pebedaan jumlah
dan kualitas SPE (CD34+) pada pasien dengan dan tanpa aneurisme koroner pada fase
akut dan lanjut. Jumlah SPE (CD34+) lebih tinggi pada fase akut dibanding fase lanjut (p
< 0,001).
Simpulan dan saran: Lama demam > 7 hari sebelum terapi dan kadar albumin yang
rendah merupakan faktor risiko aneurisme koroner. Prognosis aneurisme ditentukan oleh
diameternya. Jumlah SPE (CD34+) pada fase akut lebih tinggi secara bermakna dibanding
fase lanjut. Pada pasien PK terapi sebaiknya dilakukan sebelum hari ke-8 demam untuk
mencegah komplikasi koroner. Pada pasien tanpa aneurisme koroner hingga 2 bulan
awitan, ekokardiografi selanjutnya tidak mutlak dilakukan., Latar belakang: Penyakit Kawasaki (PK) adalah suatu vaskulitis akut sistemik yang
terutama menyerang bayi dan anak balita dan belum diketahui etiologinya. Pada kasus PK
yang tidak diobati 15-25 % akan mengalami aneurisme koroner yang dapat berakhir pada
infark miokard, penyakit jantung iskemik atau kematian. Berbagai faktor diduga berperan
terhadap terjadinya aneurisme koroner. Peran dan kondisi SPE (sel progenitor endotel),
suatu subtipe sel punca mulai diteliti dengan tujuan kelak dapat digunakan untuk terapi
kelainan koroner pada PK.
Tujuan: Mengetahui frekuensi aneurisme koroner pada PK, faktor risiko terjadinya serta
perjalanan klinisnya; jumlah dan kualitas SPE pada fase akut maupun lanjut PK dengan
atau tanpa aneurisme koroner serta membandingkan jumlah dan kualitas SPE pada kedua
fase tersebut.
Metode: Subjek adalah pasien PK yang datang berobat selama periode 10½ tahun di 5 RS
di Jabotabek. Terdapat 4 desain penelitian yaitu studi potong lintang untuk penelitian
faktor risiko aneurisme koroner. Kohort retrospektif untuk perjalanan klinis serta potong
lintang untuk masing masing SPE fase akut dan SPE fase lanjut. Subjek diperiksa darah
dan ekokardiografi.
Hasil: Didapat 667 subjek dengan PK. Frekuensi aneurisme koroner pada fase akut PK
33,3 %, fase konvalesen 7,9 %. Faktor risiko aneurisme koroner adalah lama demam > 7
hari sebelum terapi (p < 0,001; RO 2,02; IK 1,15 sampai 3,53) dan kadar albumin yang
rendah (p 0,001; RO 0,53; IK 0,32 sampai 0,87). Mayoritas aneurisme kecil dan sedang
kembali normal dengan berlalunya waktu, aneurisme raksasa tidak. Subjek tanpa
aneurisme hingga 2 bulan awitan, selanjutnya tetap normal. Tidak ada pebedaan jumlah
dan kualitas SPE (CD34+) pada pasien dengan dan tanpa aneurisme koroner pada fase
akut dan lanjut. Jumlah SPE (CD34+) lebih tinggi pada fase akut dibanding fase lanjut (p
< 0,001).
Simpulan dan saran: Lama demam > 7 hari sebelum terapi dan kadar albumin yang
rendah merupakan faktor risiko aneurisme koroner. Prognosis aneurisme ditentukan oleh
diameternya. Jumlah SPE (CD34+) pada fase akut lebih tinggi secara bermakna dibanding
fase lanjut. Pada pasien PK terapi sebaiknya dilakukan sebelum hari ke-8 demam untuk
mencegah komplikasi koroner. Pada pasien tanpa aneurisme koroner hingga 2 bulan
awitan, ekokardiografi selanjutnya tidak mutlak dilakukan.]

 File Digital: 1

Shelf
 D-Pdf Nasjib Advani.pdf :: Unduh

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Disertasi Membership
No. Panggil : D-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xxiii, 179 pages : illustration ; 28 cm. + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D-Pdf TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20364597
Cover