ABSTRAKTesis ini membahas gejala-gejala dan berbagai tindakan penanggulangan perilaku mengurung diri, hikikomori. Adapun hikikomori adalah salah satu problematika sosial yang muncul di Jepang sejak akhir 1990-an. Banyak pemerhati sosial yang turut mengatasi hikikomori, yang banyak dilakukan oleh kalangan muda Jepang. Di antaranya pemerintah, lembaga pendidikan nonformal, perkumpulan keluarga, dan organisasi-organisasi masyarakat. Jumlah penderita hikikomori berkisar satu juta jiwa. Hal itu yang membuat berbagai pihak berperan serta secara aktif mengatasinya. Dimulai dari penyediaan pusat-pusat rehabilitasi oleh pemerintah, penyelenggaraan seminar dan konsultasi oleh organisasi-organisasi masyarakat, hingga pelatihan kerja untuk bekal masa depan para penderita hikikomori. Tidak hanya fasilitas-fasilitas tersebut, faktor komunikasi dalam keluarga menjadi hal utama yang mampu membangun motivasi kaum muda penderita hikikomori. Oleh sebab motivasi yang kuat dari dalam diri sendirilah yang kemudian menjadi dasar bagi mereka untuk pulih dan dapat kembali ke masyarakat.
ABSTRACTThis thesis discussed the symptoms and behaviors of acute social withdrawal, hikikomori. Hikikomori is one of the social problems that arise in Japan since the late 1990s. Many social observers who helped to overcome the hikikomori in Japan. They are government, non-formal educational institutions, family associations, and non-profit organizations. The latest number of hikikomori people is about one million. That is the reason that many of Japanese are actively coping them. Starting from the Hikikomori Support Center by the government, seminars and free consultations by non-profit organizations, and the job training for hikikomori people. Not only those facilities, communication within the family becomes the main thing that could make hikikomori people are able to build the motivation. Therefore, a strong motivation of themselves is the basis for them to recover and to be able to return to the real social world.