ABSTRAKKompleksitas penanganan diabetes terlihat dari interaksi faktor yang bekerja
berlawanan. Pasien menjadi bingung dan merasa kesulitan untuk mencapai
penanganan yang optimal. Fokus penelitian ini terletak pada pasien dari kelompok
sosek rendah yang mengalami stres terkait diabetes. Penerapan teknik pemecahan
masalah dapat memberikan kemampuan mengendalikan diabetes pada pasien
dengan cara mengurangi stres. Teknik yang digunakan adalah relaksasi,
identifikasi pikiran negatif (ABC), dan pengelolaan emosi (SSTA). Penelitian ini
dilakukan terhadap 3 pasien menggunakan desain kuasi-eksperimental. Ketiga
partisipan mengalami penurunan stres dilihat dari berkurangnya skor Diabetes
Distress Scale-17. Perubahan skor Problem Solving Test menandakan bahwa
partisipan telah memahami pentingnya menerapkan problem solving untuk
mengurangi stres.
ABSTRACTThe complexity of diabetes management can be seen in the interaction of several
factors that work in opposite direction. Patients may become confused and find it
difficult to achieve optimal outcomes. This study focuses on those of lower
socioeconomic status who experience diabetes-related distress. Application of
problem solving techniques works to provide a sense of control over diabetes by
reducing stress. Various techniques used in this study are relaxation, negative
thoughts identification (ABC), and negative emotion regulation (SSTA). This
study was conducted using quasi-experimental design. All three participants
experienced less stress as shown by lower average scores of Diabetes Distress
Scale-17. Changes in Problem Solving Test score indicates that participants have
understood about the importance of using problem solving techniques for dealing
with diabetes-related distress.