ABSTRAKLatar Belakang: Penelitian yang menghubungkan parameter kraniofasial dengan
kesulitan visualisasi laring banyak dilakukan, namun tidak satu pun digunakan
secara baku dalam pemeriksaan praoperatif pasien anak. Penelitian serupa pada
ras Melayu baru dilakukan satu kali dan tidak menentukan parameter yang paling
berkorelasi dengan kesulitan visualisasi laring.
Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian prospektif. Pengumpulan data
dilakukan secara konsekutif pada 295 pasien anak 1-3 tahun yang akan menjalani
anestesia umum. Dilakukan pengukuran jarak tepi bawah bibir ke ujung mentum,
jarak tragus telinga ke sudut mulut dan jarak mentohioid. Tingkat kesulitan
visualisasi laring menggunakan klasifikasi skor Cormack-Lehane dengan kategori
mudah dan sulit visualisasi laring. Dilakukan analisis data untuk mencari
parameter yang paling tepat untuk memprediksi kesulitan visualisasi laring.
Hasil: Kesulitan visualisasi laring (Cormack-lehane III dan IV) ditemukan
sebesar 8.1%. Analisis multivariat dengan variabel bebas skala numerik
menunjukkan tidak ada parameter yang berkorelasi dengan kesulitan visualisasi
laring (p>0.05) sedangkan berdasarkan variabel bebas berskala kategorik
didapatkan jarak tragus telinga ke sudut mulut memiliki hubungan bermakna
dengan kesulitan visualisasi laring (p=0.013), namun hasil ini secara klinis tidak
bermakna.
Kesimpulan: Parameter kraniofasial tidak dapat memprediksi kesulitan
visualisasi laring anak ras Melayu usia 1-3 tahun. Harus dicari parameterparameter
lain pada anak ras Melayu yang lebih baik memprediksi kesulitan
visualisasi laring.
ABSTRACTBackground: Many research have been done to observe correlation between
craniofacial parameters with difficulty of larynx visualization, but none of them
are used as a gold standard for preoperative examination in children patients. A
similar research in Malay race children has ever done but it did not determine
which parameters that most correlated with difficulty of larynx visualization.
Methodology: In a prospective study, data collection was performed
consecutively in 295 pediatric patients 1-3 years whose received general
anesthesia. Distance from edges lower lip to mental tip, ear tragus to the mouth
angle and mentohioid are measured in this study. Difficulty level of larynx
visualization is using Cormack-Lehane scores and categorized into easy and
difficult larynx visualization. Data analysis was performed to find the most
appropiate parameters which can predict difficulty of larynx visualization.
Results: Difficulty of larynx visualization (Cormack-Lehane III and IV) was
found as many as 8.1%. Multivariat analysis with numeric scale as independent
variable show no parameter correlated with the difficulty of larynx visualization
(p> 0.05). Multivariat analysis with categoric scale as independent variable
obtained only distance from ear tragus to the mouth angle which has significant
relationship (p = 0.013), but these results is not clinically significant.
Conclusion: Craniofacial parameters can not be used to predict difficulty of
larynx visualization in Malay race children 1-3 years. Research using other better
parameters should be done to predict difficulty of larynx visualization.