Salah satu strategi investasi yang dapat diimplementasikan oleh investor adalah strategi market timing, yaitu investor akan menempatkan aset portofolionya pada pasar saham saat kondisi market diperkirakan akan meningkat (bullish) dan memindahkan aset portofolionya pada instrumen investasi pasar uang (deposito), yang berisiko rendah tapi tetap memberikan return yang rendah pula, saat kondisi market sedang menurun (bearish). Penelitian ini menggunakan indeks saham yang ada di Indonesia, yaitu IHSG, LQ45, dan Bisnis-27, dengan periode penelitian dari Januari 2000 hingga Juni 2013. Penelitian mengunakan metode market extreme, yaitu menentukan kinerja portofolio indeks saham yang mengalami kinerja ekstrim, sebagai timing terjadinya perpindahan aset investor dari pasar saham ke pasar uang dan sebaliknya. Berdasarkan skenario yang telah ditentukan, hasil penelitian menunjukan bahwa strategi market timing untuk IHSG dan indeks LQ45 memberikan return lebih tinggi dibandingkan strategi buy-and-hold. Sedangkan penggunaan strategi market timing pada indeks Bisnis-27 memberikan return yang lebih rendah dibandingkan dengan strategi buy-and-hold.
ABSTRACTOne of the investment strategy that can be used by investors is Market Timing strategy explained an investor will put its asset portfolio in the stock market when the market conditions are expected to be bullish and move the assets portfolio to the money market instruments (term deposits), which are low-risk but still can provide low-return, when market conditions are expected to be bearish. This study performed by using Indonesia indices, which are Jakarta Composite Index (JCI), LQ45, and Bisnis-27 with time period of study from January 2000 until June 2013. This study using market extreme methods which determine the performance of a portfolio of stock index that performed extreme, and used as timing for investor to switch asset from stock market to money market and vice versa. Based on pre-defined scenarios, the results show that market timing strategy for JCI and LQ45 provide higher return than strategy buy-and-hold. While the implementation of market timing strategy on Bisnis-27 index gives lower return than buy-and-hold strategy.