Tugas remaja yang belum tuntas tetapi sudah harus menjadi ibu, menjadikan remaja memiliki self efficacy yang rendah dalam merawat bayinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi maternal self efficacy remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Penelitian cross sectional ini menggunakan tehnik consecutive sampling dengan 143 responden ibu remaja yang tinggal di Wilayah Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan kuesioner modifikasi yang sudah diterjemahkan antara lain: Maternal Attitude Scale (MAS), Infant Characteristic Questionnaire (ICQ) dan Maternal Efficacy Questionnaire (MEQ).
Hasil penelitian menunjukkan rerata maternal self efficacy remaja adalah rendah (64,3%). Faktor yang berhubungan dalam penelitian antara lain usia ibu, sikap ibu, dukungan keluarga dan temperamen. Hasil uji regresi logistik menunjukkan temperamen bayi merupakan faktor yang paling mempengaruhi. Diperlukan pendampingan pada ibu remaja selama periode perinatal untuk mencegah adanya permasalahan lebih lanjut.
Adolescents who have not completed their tasks but must become a mother, makes teenagers have low self-efficacy in taking care of their baby. The purpose of this study was to identify the adolescents? maternal self-efficacy and the influencing factors. This cross-sectional research used a consecutive sampling technique with 143 respondents of teenage mothers who live in Bogor City. This study used modified questionnaires which had been translated, including: Maternal Attitude Scale (MAS), Infant Characteristic Questionnaire (ICQ) and Maternal Efficacy Questionnaire (MEQ). The results showed that the average of adolescents? maternal self-efficacy was low (64.3%). The influencing factors in this research included the maternal age, the maternal attitude, the family support and the baby's temperament. The result of logistic regression showed that the baby's temperament was the most influencing factor. It is necessary to accompany the teenage mothers during the perinatal period to prevent the further problems.