[Penelitian ini menguji relevansi Teori Balance of Power milik Kenneth Waltz
dengan metode studi kasus. Fenomena yang diteliti adalah stabilnya kawasan Laut
Cina Selatan yang dikelilingi Negara-negara bersengketa dengan besaran power yang
tidak berimbang. Hasil penelitian ini adalah bahwa Teori Balance of Power relevan
dalam menjelaskan perilaku Brunei dan Filipina yang melakukan external balancing
dengan Britania Raya dan Amerika Serikat, sehingga tercipta bipolaritas ganda. Teori
ini irelevan dalam menjelaskan perilaku Malaysia dan Vietnam, dimana keduanya
tidak melakukan internal balancing maupun external balancing, namun stabilitas
tetap terjaga diantara mereka. Malaysia tidak menganggap Cina sebagai ancaman
utama, sedangkan Vietnam memiliki pengalaman memenangi perang melawan negara
besar. Menjelaskan perilaku Vietnam, penulis ini menawarkan konsep asymmetric
balancing, yang membutuhkan penelitian lebih lanjut agar dapat mengembangkannya
sebagai teori dalam ranah Ilmu Hubungan Internasional., This research tests the relevance of Kenneth Waltz’s Balance of Power Theory using
the case study method. It studies the currently stable South China Sea, which is
surrounded by claimant states highly diverse in term of power magnitude. The result
is that Balance of Power Theory is relevant in explaining Brunei’s and Philippines’
external balancing with United States and United Kingdom, thus creating a dual
bipolarity. The theory is irrelevant in explaining Malaysia and Vietnam’s behavior
where they did not do neither internal nor external balancing, yet the stability has
been there. Malaysia did not perceive China as the main threat; meanwhile Vietnam
has had an experience of winning asymmetric war against greater power. Explaining
the behavior of Vietnam, this research proposes the concept of asymmetric balancing,
which need further research in order to make it a theory in the field of International
Relations.]