ABSTRAKKeuntungan dan kerugian pembelajaran bahasa kedua sejak usia dini hingga sekarang
masih diperdebatkan (Izdihar, 2009). Pada beberapa kasus, pembelajaran bahasa
kedua pada usia dini dipercaya justru dapat menghambat perkembangan kemampuan
bicara siswa (Howell, P; Davis, S; William, R, 2009). Tesis ini membahas tentang
hubungan bilingualisme dan pola asuh autoritatif pada perkembangan kreativitas
siswa kelas 5 SD di Bogor. Kemampuan kreativitas anak diukur menggunakan Tes
Kreativitas Verbal/TKV paralel 1 (Munandar, 1988), bilingualisme diukur
menggunakan Picture Naming Test/PNT (Kharkhurin, 2008), dan pola asuh
autoritatif dilihat melalui kuesioner pola asuh autoritatif. Selain itu, hal-hal lain yang
diperhitungkan dalam penelitian ini adalah usia belajar bahasa kedua (second
language acquisition/SLA), bahasa yang dipergunakan di rumah, serta jenis kelamin.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1) bilingualisme berkorelasi positif dengan kreativitas, namun
tidak demikian halnya dengan pola asuh autoritatif dan kreativitas; 2) bahasa
campuran Inggris-Indonesia yang dipergunakan sehari-hari berkorelasi positif dengan
kreativitas; 3) usia mulai belajar bahasa kedua berkorelasi negatif terhadap
kelancaran bilingual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa
kedua sejak dini dapat membawa keuntungan bagi siswa dengan cara mendukung
perkembangan kreativitas siswa, khususnya jika bahasa tersebut dilatih dan
dipergunakan sehari-hari.