Perbankan Indonesia merupakan industri yang berkembang dengan cepat. Namun pertwnbuhan cepat industri perbankan ternyata tidak diikuti dengan dulcungan infrastruktur perbankan yang memadai. Krisis ekonomi telah menurunkan peran perbankan swasta mulai tahun 1998 karena flight to quality. Selama terjadi krisis ekonomi di Indonesia, variabel makro ekonomi utama, yaitu suku bunga SBI, inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar dan PDB telah berubah dengan drastis. Perubahan ini telah berpengaruh besar terhadap kegiatan ekonomi pada umumnya dan operasional perbankan pada khususnya. Perbankan di negara berkembang biasanya sangat dilindungi (protected industry) dan menikmati spread yang tinggi. Namun pasar global dan perubahan teknologi, serta krisis perbankan telah mendorong industri perbankan untuk melakukan konsolidasi. Krisis perbankan juga menimbulkan pergeseran pada kepemilikan bank karena program rekapitalisasi dan program privatisasi. Kerangka berpikir disertasi adalah sebagai berikut. Konsolidasi bank dimaksudkan untuk memperoleh industri perbankan yang sehat dengan modal yang kuat. Untuk memenuhi modal tersebut, bank: (1) harns menciptakan laba, (2) mengundang investor, (3) melakukan merger. Jika alternatif merger yang dilakukan, maka jumlah bank dalam industri akan menurun. Bagi bank yang sebat, pilihan yang paling baik untuk bisa berkembang ke depan adalah pilihan (1), yaitu mampu menciptakan laba sehingga dapat menambah modal secara organik. Yang menjadi pertanyaan adalah kemampuan bank dalam memenuhi modal melalui penciptaan laba. Konso lidasi perbankan akan berjalan jika bank bisa memenuhi ketentuan modal secara organik, yaitu melalui penciptaan laba. Kar~na itu, kemampuan bank untuk memperoleh laba menjadi penting untuk diteliti. Kemampuan bank dalam menciptakan laba dipengaruhi oleh keadaan internal bank, industri perbankan dan kondisi makro fundamental. Pertanyaan penelitian yang diajukan, yaitu: (1) Seberapa jauh kondisi internal bank, industri perbankan dan makro fundamental berpengaruh pada perolehan laba bank? (2) Apa yang menjadi faktor terpenting dari kondisi internal bank, industri perbankan dan makro fundamental dalam kaitannya dengan kinerja perbankan? (3) Bagaimana implikasi perolehan laba bank terbadap konsolidasi? Dari hasil estimasi, untuk menjawab pertanyaan penelitian pertarna, beberapa variabel internal bank, yaitu laba yang lalu, modal, rasio LDR, efisiensi dan kredit macet berpengaruh terhadap laba bank. Dari sisi industri, variabel utama yang mempengaruhi laba adalah market share Sementara itu, variabel faktor fundamental yang berpengaruh, yaitu nilai tukar dan indeks produksi. Melihat signifikansi dari variabel yang mempengaruhi, ROA merupakan proxy laba yang paling bisa dijelaskan oleh independent variabel. Dari koefisien speed of adjustment untuk ROA, sifat industri perbankan mempunyai perilaku yang kompetisi monopolistik. Sementara itu, untuk FBI menunjukkan struktur pasar oligopoli. Untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua jika dilihat secara bersama-sarna, faktor makro fundamental secara dominan mampu mempengaruhi laba bank. Apabila dilihat setiap faktor, dapat dikatakan bahwa dari internal bank modal dan efisiensi menjadi terpenting dalam mempengaruhi laba. Dari sisi industri perbankan, yang dominan mempengaruhi laba adalah market share bank. Dari faktor makro fundamental yang mempengaruhi laba adalah nilai tukar dan pertwnbuhan ekonorni. Untuk menjawab pertanyaan penelitian ketiga, dari hasil estimasi laba terbadap CAR disimpulkan model CAR secara signifikan dapat digunakan untuk memproyeksikan CAR tahun 2010. Rata-rata CAR perbankan akhir tahun 2010 adalah sebesar 12.4% dengan CAR terendah -0.3% dan tertinggi 25.9%.