ABSTRAKTujuan: Memperoleh korelasi petanda stres oksidatif jaringan otak dengan darah dan
cairan likuor pada kasus perubahan peningkatan tekanan intra kranial; membuat
perangkat lunak yang dapat mengkonversi petanda stres oksidatif pada darah dan likuor
menjadi derajat tekanan intra kranial.
Tempat Penelitian: Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM, Departemen Biokimia dan
Biologi Molekular FKUI.
Subjek Penelitian: 25 orang yang dilakukan tindakan operasi bedah saraf.
Hasil: Responden terpilih dalam penelitian dilakukan tindakan operasi bedah saraf;
selama operasi diukur nilai tekanan intra kranial dan didapati kelompok tekanan intra
kranial normal, meningkat ringan, sedang dan tinggi. Dengan mengambil sampel jaringan
otak di sekitar lesi, cairan otak dan darah vena sentral pada responden yang sama; diukur
senyawa redoks terdiri dari enzim katalase, antioksidan SOD, reduktor NADPH dan
metabolit MDA. Hasil pengukuran senyawa redoks didapatkan konsentrasi MDA di
jaringan otJik berkorelasi bermakna dengan MDA darah (P=0,029), konsentrasi SOD
cairan otak berkorelasi dengan SOD jaringan otak (P=0,01), konsentrasi NADPH darah
berkorelasi dengan NADPH cairan otak (P=0,003) dan konsentrasi katalase darah
berkorelasi dengan katalase jaringan otak (P=0,047). Dengan uji korelasi dan anahsis
varian diperoleh hasil konsentrasi metabolit MODA darah pada kelompok peningkatan TIK
tinggi berbeda secara bermakna dengan kelompok peningkatan TIK sedang (P=0,032),
ringan (P=0,001) dan normal (P=0,001). Denukian juga dengan SOD darah pada
peningkatan TIK ringan berbeda bermakna dengan peningkatan TIK sedang (P=0,038);
dan NADPH pada kelompok TIK naik ringan berbeda bermakna dengan kelompok TIK
naik sedang (P=0,038). Dibuat permodelan berupa perangkat lunak Support Vector
Machine Sequential/S>VMscc]_ yang dapat mengklasifikasikan nilai TIK cukup dengan
mengukur konsentrasi senyawa redoks pada darah dan cairan likuor dengan nilai akurasi
81,82%.
Simpulan: Peningkatan TIK menyebabkan perubahan senyawa redoks pada sel otak,
cairan likuor dan darah yang kadamya berbeda bermakna pada setiap klasifikasi TIK.
Konsentrasi senyawa redoks pada otak berkorelasi kuat dengan darah dan cairan otak.
Permodelan dengan Support Vector Machine Sequential dapat menggantikan pengukuran
TIK cukup dengan mengukur konsentrasi senyawa redoks pada darah dan cairan likuor.