Skabies merupakan penyakit kulit yang banyak ditemukan di pesantren dengan gejala yang dapat menurunkan produktivitas belajar santri. Oleh sebab itu, skabies harus diberantas secara serentak dan diikuti peningkatan pengetahuan melalui penyuluhan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan santri mengenai penyebab skabies. Desain penelitian adalah pre-post study. Data diambil 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner kepada 140 santri yang memenuhi kriteria sampel penelitian (total sampling). Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak berusia < 15 tahun (56,4%), laki-laki (57,9%), madrasah tsanawiyah (51,4%), memperoleh pengetahuan dari 3 sumber informasi (36,4%) dan berpendapat bahwa sumber informasi berkesan adalah dokter (62,8%). Sebelum penyuluhan, 93,6% santri tingkat pengetahuannya tergolong kurang sedangkan 1,4% tergolong baik dan tingkat pengetahuan tersebut tidak berbeda bermakna dengan karakteristik responden (Kolmogorov-Smirnov, p>0,05). Setelah dilakukan penyuluhan 30% murid tergolong kurang sedangkan 35% tergolong baik dan tingkat pengetahuan tersebut tidak berbeda bermakna dengan karakteristik responden (chi-square, p>0,005). Uji Marginal Homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan sebelum dengan setelah penyuluhan (p<0,001). Disimpulkan tingkat pengetahuan mengenai penyebab skabies tidak dipengaruhi oleh karakteristik responden tetapi dipengaruhi oleh penyuluhan.
Scabies is skin disease which often found in pesantren with itch symptom that can decrease student productivity. Therefore, scabies must be eradicated simultaneously and followed with increasing of student's knowledge by health promotion. This research's objective was to find out the influence of health promotion to knowledge levels about scabies causes. This pre-post study was conducted on January 22nd,2011 by giving questionnaires to whole 152 student. The result showed that 56,4% students were < 15 years old, 57,9% were male, 51,4% were tsanawiyah's students, 36,4% got knowledge from three information source, and 62,8% have choosen doctor as the most impressive information source. Before health promotion, knowledge level of 93,6% students were classified as bad while another 1,4% was good and this knowledge didn't have significant difference with their characteristic (Kolmogorov-Smirnov,p>0,05). Whereas after health promotion, the knowledge level of 30% student was bad while another 35% was good and this knowledge have no significant difference with their characteristic (Chi-square,p>0,05). Marginal homogeneity test showed there were significant differences between knowledge level before and after health promotion (p<0,001). It was concluded that students' knowledge level about scabies causes were not influenced by their characteristic but influenced by the health promotion.