Ketersediaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) tidak menjamin penanganan TB yang adekuat. Hal tersebut tergambar melalui rendahnya angka kesembuhan TB di Nusa Tenggara Timur yang memunculkan berbagai risiko mulai dari resolusi tidak sempurna hingga kekambuhan TB. Sementara itu, berkembangnya alat ukur termasuk pemeriksaan darah lengkap menuntut pemanfaatan yang lebih baik. Studi ini memiliki tujuan untuk menyelidiki dan mengetahui hubungan antara faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, status pendidikan, lama setelah pengobatan, serta status gizi terhadap gambaran pemeriksaan darah lengkap pada pasien pasca pengobatan TB. Studi ini berdasarkan desain potong lintang yang dilakukan terhadap pasien pasca TB sesuai catatan Puskesmas sejak tahun 2003 hingga 2010 di NTT yang telah dinyatakan sembuh dan mengikuti pengobatan hingga selesai.
Didapatkan sebanyak 63 subjek pasca pengobatan TB ikut serta dalam studi ini. Terdapat gambaran pemeriksaan darah abnormal yang ditemukan berupa peningkatan LED, leukositosis, limfositosis, serta anemia. Gambaran peningkatan LED ditemukan bermakna secara signifikan pada kelompok dengan jenis kelamin perempuan, faktor usia di atas 45 tahun, lama pengobatan kurang dari 3 tahun, serta status gizi underweight (p<0,05). Selain itu, pada studi ini juga didapatkan karakteristik pasien pasca TB, kaitan temuan objektif hasil pemeriksaan darah lengkap dengan gejala klinis, serta 9 dari 37 pasien pasca TB yang dapat diperiksa BTA menunjukkan hasil sputum BTA positif.
Availability of Anti-Tuberculosis Drugs does not guarantee adequate treatment of TB. It is reflected by the low cure rate of TB in East Timor that gives rise to a variety of risks ranging from imperfect resolution to TB recurrence. Meanwhile, the development of measurement tools including complete blood examination demand better utilization. This study has the objective to investigare and determine the relationship between factors such as age, gender, educational background, time after TB treatment, as well as the nutritional status with the hematological profile in patients with previous TB treatment. This study is also based on cross-sectional design conducted on patients with post-tuberculosis according to primary health care records from 2003 to 2010 in East Timor, which has been declared cured and follow complete treatment. 63 subjects of post TB treatment participated in this study. Abnormal hematological profile were found such as increased ESR value, leucocytosis, lymphocytosis, and anemia. The value of increased ESR was found statistically significant in the group factors of female gender, more than 45 years, duration after treatment is less than 3 years, and the nutritional status of underweight (p<0,05). In addition, the study also found post TB patient characteristics, connection between objective finding of complete blood count with clinical symptoms, and 9 of the 37 patients show the result of positive sputum smear examination.