Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di wilayah Jakarta, khususnya di wilayah Kecamatan Duren Sawit. Kejadian DBD dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu karakteristik individu, tingkat pengetahuan, perilaku dan kondisi lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian DBD di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei hingga Juni 2014 dengan memilih 50 kasus dan 50 kontrol secara acak. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner dan kegiatan observasi di rumah responden.
Hasil analisis bivariat menemukan bahwa terdapat hubungan antara umur (p value=0,000; OR=6,66), jenis kelamin (p value=0,007; OR=0,29) dan jenis pekerjaan (p value=0,000; OR=6,64) dengan kejadian DBD di wilayah Kelurahan Pondok Kelapa. Dari penelitian ini dapat terlihat bahwa kerjasama lintas sektor dibutuhkan untuk melakukan pemberantasan penyakit DBD. Selain itu, penyuluhan perlu dilaksanakan untuk meningkat pengetahuan masyarakat sehingga mereka mampu mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik.
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) has become a public health problem in Jakarta, especially in Duren Sawit Subdistrict. Incidence of DHF is influenced by several factors such as individual characteristics, knowledge levels, behaviours and environmental conditions. The purpose of this research is to find out the DHF risk factors in the Pondok Kelapa Urban Village, Duren Sawit Subdistrict, East Jakarta 2014. This research used a case control design. It was held in May to June 2014 by selecting 50 cases and 50 controls randomly. The data collection was conducted through a direct interview with respondents by using a questionnaires and observation activities in their residence. The result of bivariate analysis found that there are a meaningful relationship between age (p value=0,000; OR=6,66), sex (p value=0,007; OR=0,29) and type of work (p value=0,000; OR=6,64) with incidence of DHF in Pondok Kelapa Urban Village, Duren Sawit Subdistrict. From this research, it can be seen that the cross sector cooperation is needed to make an eradication of DHF. Beside that, counseling should be implemented in order to increase public knowledge about DHF so they are able to change their behaviour towards better.