UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Pasukan marechaussee te voet dalam perang kolonial di Aceh 1890-1913 = Marechaussee te voet force in colonial wars in Aceh 1890-1913

Ahmad Raihan; Bondan Kanumoyoso, supervisor; Mohammad Iskandar, examiner; Toebagus Lutfi, examiner; Muhammad Wasith Albar, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014)

 Abstrak

Skripsi ini membahas tentang pasukan kontra-gerilya Korps Marechaussee Te Voet pada masa Perang Kolonial Belanda di Aceh. Berawal dari keinginan Belanda untuk menguasai wilayah Kesultanan Aceh. Niat tersebut gagal dilaksanakan pada serangan pertama. Kemudian, pada serangan berikutnya Belanda berhasil mendapatkan posisi di Aceh. Karena kuatnya perlawanan masyarakat Aceh yang menggunakan strategi gerilya, Belanda kesulitan untuk memperluas kekuasaannya dan terpaksa menerapkan strategi bertahan di Aceh. Namun, adanya strategi ini membuat Belanda hanya mampu bertahan dari serangan pasukan Aceh tanpa mampu melakukan perluasan wilayah. Untuk itu, pemerintah kolonial Hindia Belanda membentuk suatu pasukan dengan strategi kontra-gerilya bernama Korps Marechaussee Te Voet yang bertugas untuk melawan strategi gerilya pasukan Aceh. Dalam perkembangannya, Korps Marechaussee Te Voet muncul sebagai pasukan yang diandalkan oleh Pemerintah Kolonial untuk melakukan operasi militer melawan pasukan gerilya Aceh.

The aim of this thesis is to analyze the use of the counter-insurgency force Korps Marechaussee Te Voet during the Dutch Colonial Wars in Aceh. The history began when the Dutch had desired to conquer the Sultanate of Aceh, but the intention was not succeed in the first attack. After the second invasion, the Dutch finally took control of Aceh. As the form of Aceh people?s defense against the Dutch which used the guerrilla strategy was strong, such condition got the Dutch difficult to mount the invasion there causing them to build the protection/strategy defensible. However, the strategy made the Dutch only capable of withstanding the Aceh forces without any capacities to expand their territory. To end the condition, the Colonial Government formed an army with counter-insurgency strategy called Korps Marechaussee Te Voet which designed to fight Aceh guerrilla tactics. In conclusion, the Korps Marechaussee Te Voet emerges as a reliable force built by the colonial government to conduct military operations against guerrilla forces in Ace.

 File Digital: 1

Shelf
 S56800-Ahmad Raihan.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S56800
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xvi, 107 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S56800 14-18-582362479 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20387197
Cover