UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

PLTU Mantung Belinyu abad XX masehi kajian arkeologi industri menggunakan konsep marxisme = Mantung steam power plant Belinyu XX century industrial archaeology study using the concept of marxism / Eva Ismariati

Eva Ismariati; Heriyanti Ongkodharma, supervisor; Irmawati Marwoto, examiner; Wanny Rahardjo Wahyudi, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014)

 Abstrak

ABSTRAK

PLTU Mantung merupakan pembangkit listrik bertenagakan uap pertama diAsia Tenggara. PLTU ini dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda untuk meningkatkan hasil dari kegiatan penambangan timah di Belinyu. Kehadiran PLTU Mantung membawa banyak perubahan signifikan, tidak hanya pembaharuan mesin-mesin penambangan yang menggunakan uap sebagai sumber energi tetapi juga turut berperan dalam perekrutan pekerja tambang secara besar-besaran. Kehadiran PLTU Mantung tidak hanya membawa perubahan dari segi pembaharuan teknologi penambangan timah akan tetapi kegiatan penambangan timah tersebut pada akhirnya membentuk suatu pola kehidupan sosial, yang jika dikaji dari sudut pandang Marxisme ialah, kehidupan sosial antara majikan dan buruh. Pembagian kelas sosial tersebut terlihat dari pola tata letak bangunan serta pembagian wilayah yang diperuntukan bagi majikan dan buruh. Kehidupan sosial majikan dan buruh diteliti berdasarkan tinggalan-tinggalan arkeologis yang merepresentasikan dua golongan tersebut.


ABSTRACT

Mantung steam power plant is the first steam-powered plant in Southeast Asia. Mantung steam power plant was built by the Dutch Colonial government to improve the results of tin mining activities in Belinyu. The presence of Steam Power Plant Mantung bring many significant changes, not only the renewal of mining machines that use steam as an energy source but also played a role in the recruitment of mine workers on a large scale . The presence of Steam Power Mantung not only bring changes in terms of technology renewal tin mining but the tin mining eventually form a pattern of social life, which if examined from the standpoint of Marxism is, social life between owners and workers. The division of social class is evident from the pattern of the layout of the building and zoning that is intended for owners and workers. Social life by owners and workers researched by archaeological remains representing two classes.

 File Digital: 1

Shelf
 S57156-Eva Ismariati.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S57156
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xxiii, 140 pages : illustartion ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S57156 S57156 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20387303
Cover