ABSTRAKKrisis tahun 1997 merupakan sebuah critical juncture bagi reformasi kerjasama
keuangan di Asia. Krisis ini mendorong ASEAN untuk mengubah arsitektur
kerjasama pada sektor keuangan di antara mereka dengan kemudian melibatkan
Cina, Jepang, dan Korea Selatan untuk bersama mendirikan institusi keuangan
regional. Upaya ASEAN+3 ini membuahkan hasil ketika didirikan Chiang Mai
Initiatives Multilateralization (CMIM) pada tahun 2009. Melihat fenomena
pendirian CMIM tersebut, penulis akan menggunakan pendekatan historical
institutionalism untuk menganalisis alur dan dinamika pertemuan-pertemuan yang
dilakukan para menteri keuangan ASEAN+3 (AFMM+3) sampai keberhasilan
pendirian CMIM. Hasil penelitian akan menunjukkan bahwa keberhasilan
pendirian CMIM menjadi sebuah institusi keuangan regional tidak lepas dari
terjadinya krisis keuangan tahun 1997 karena krisis tersebut menjadi penentu awal
arah diskusi menuju institutionalisasi kerjasama keuangan Asia.
ABSTRACTAsian financial crisis in 1997 was a critical juncture that marked the beginning for
a reformation in financial cooperation among Asian countries. The crisis
encouraged ASEAN to change its cooperation architecture to then involve China,
Japan, and South Korea. Together, they created an ASEAN+3 group and later
established a regional financial institution, Chiang Mai Initiatives
Multilateralization (CMIM), in 2009. On that certain phenomenon, this research
will use historical institutionalism approach to analyze the plots and dynamics of
the ASEAN+3 Financial Minister Meetings (AFMM+3) until finally CMIM is
established. The research will conclude that the success of the establishment of
CMIM is closely related to the Asian financial crisis in 1997. The reason is
because of that crisis, AFMM+3 was able to focus in overcoming their common
concern of the institutionalization of Asian financial cooperation.