ABSTRAKPerkembangan dunia konstruksi dan meningkatnya kebutuhan tempat tinggal mendorong terciptanya teknologi baru di bidang konstruksi, salah satunya adalah beton keraton atau pelat rusuk.Sayangnya, masih sangat terbatas penelitian yang membahas mengenai hal ini, sehingga beton keraton jarang digunakan dalam konstruksi bangunan di Indonesia saat ini.Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan teknologi beton keraton dibandingkan teknologi konvensional. Data yang digunakan adalah studi kasus proyek PT. Dwitemoro Dengan menggunakan metode Quisioner, interview dan survey lapangan didapat hasil bahwa Metode yang digunakan, harga satuan,waktu siklus dan kebutuhan pekerja merupakan faktor dominan yang mempengaruhi pemilihan teknologi beton keraton daripada teknologi lainnya, untuk tujuan konstruksi
ABSTRACTConstruction field is facing a quite big challenge to create new technologies to cope with rapid growth in this field and also the increasing demand of buildings. One of those technologies is beton keraton or pelat rusuk. Unfortunately there is limited research talking about this technology. So that’s why beton keraton are still rarely used in building construction in Indonesia nowadays. This condition makes writer interested to examine what factors may affect the decision making of using beton keraton more preferably than conventional technologies. Data used here is a case study of PTDwitemoro’s projects. Using Quisioner, Interviewand survey project’s method, unit price, time cycle, needs of worker are the main factors that affect the decision making of using beton keraton more preferably than other technologies for construction purposes.