ABSTRAKAmeba Pigg adalah media sosial Jepang berbentuk dunia virtual. Walaupun
diciptakan dengan basis budaya Jepang, terdapat orang-orang Indonesia yang tinggal
di dalamnya. Dengan adanya perbedaan budaya tersebut, penelitian ini mencoba
untuk memahami bagaimana identitas budaya yang ditunjukkan, bagaimana proses
terbentuknya dan hal-hal apa yang berkontribusi dalam proses tersebut. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif, dilakukan dengan metode etnografi virtual, didukung
wawancara mendalam terhadap tiga orang informan yang telah tinggal bertahuntahun
di Ameba Pigg, serta menggunakan teknik analisis tematik. Hasil dari
penelitian ini adalah terjadi hibriditas antara budaya Jepang dan Indonesia di dalam
identitas budaya para informan yang tersebut terbentuk melalui proses adaptasi
budaya. Dalam proses tersebut ada tiga hal yang paling berkontribusi: motivasi,
makna Ameba Pigg bagi informan, serta konsumsi budaya populer Jepang informan.
ABSTRACTAmeba Pigg is a Japanese social media which takes form as a virtual world. Although
it was created within the basis of Japanese culture, there are Indonesian people who
live in it. With the cultural gap existed between them, this research aims to
understand the cultural identity shown by informants, the becoming process of the
identity, and things contributed in that process. This research is a qualitative research,
done by virtual ethnography and supported with in depth interview method towards
three informants who live in Ameba Pigg for years, also using thematic analysis
method. The result of this research is a finding of a hybridity between Japanese and
Indonesian culture in informants’ identity which is formed by a process of cultural
adaptation. In the process, there are three things contributed the most: motivation, the
meaning of Ameba Pigg for informants, and the consumption of Japanese popular
culture by informants.