ABSTRAK Tujuan dari studi potong lintang dengan sampel 241 anak usia 6-23 bulan ini adalah menilai kesepakatan antara diet minimum yang dapat diterima dan kecukupan zat gizi. Purposive sampling dilakukan di Puskesmas Aren Jaya dan Jati Bening. Kemudian, pengambilan sampel secara acak dilakukan untuk menganalisa kesepakatan. Hasil menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari populasi telah diperkenalkan makanan padat, semi-padat atau makanan lembut, tetap diberikan ASI setelah 1 tahun (78,5%), mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi/yang diperkaya zat besi ( 63,4%), mengkonsumsi beranekaragam makanan (66,6%) dan memenuhi frekuensi makan (98,4%). Namun, hanya 47,7% dari anak-anak tersebut memenuhi diet minimum yang dapat diterima. Masih terdapat banyak anak yang tidak memenuhi asupan zat besi, kalsium dan seng. Sementara itu di tingkat populasi, masih banyak anak yang tidak memenuhi EAR untuk mikronutrien kecuali vitamin A. Hal ini diduga bahwa jumlah zat besi, kalsium dan seng yang dikonsumsi pada anak-anak tersebut tidak memenuhi rekomendasi. Kesepakatan dengan level moderat (Se 0.7) didapat dari diet minimum yang dapat diterima dalam memperkirakan ketidakcukupan energi, protein dan asupan lemak pada anak-anak usia 18-23 bulan dengan PPV ≥ 0.8. Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa metode diet minimum yang dapat diterima dalam memperkirakan ketidakcukupan asupan energi, protein dan lemak pada anak-anak berusia 18-23 bulan dapat diterapkan di level individu dan populasi.
ABSTRAK The objective of this cross sectional study with an eligible sample around 241 children aged 6-23 months was to assess the agreement between minimum acceptable diet and the adequacy of macro and selected micronutrients. Purposive sampling was done in Aren Jaya and Jati Bening Primary Health Care. Meanwhile, simple random sampling was conducted to obtain the eligible sample to analyze the agreement. Over than a half of the respective population was introduced by solid, semi-solid or soft food, continued breastfed after 1 year (78.5%), consumed iron rich or iron fortified food (63.4%), met the minimum dietary diversity (66.6%) and met the minimum meals frequency (98.4%). However, only 47.7% of children met the minimum acceptable diet. More than a half of children with in adequate intake of iron, calcium and zinc while as well as in the population level, the proportion below EAR was high for micronutrients except vitamin A. It was presumed that the quantity intake of iron, calcium and zinc among children was inappropriate. Moderate agreement (Se 0.7) was found in the minimum acceptable diet in estimating energy, protein and fat intake inadequacy among 18-23 months of age both breastfed and non-breastfed children with PPV ≥ 0.8. This study confirmed that the minimum acceptable diet could be an alternative method in estimating energy, protein and fat intake inadequacy among 18-23 months of age in both individual and population setting