ABSTRAKTesis ini membahas diskursus kegilaan dalam novel Kalatidha karya Seno Gumira
Ajidarma dengan menggunakan konsep analisis diskursus. Penelitian difokuskan
untuk melihat bagaimana konstruksi diskursus kegilaan dalam teks novel
Kalatidha dan bagaimana konstruksi diskursus kegilaan tersebut mendestabilisasi
diskursus kegilaan dominan pada masa Orde Baru. Hasil analisis menunjukkan
bahwa konstruksi diskursus kegilaan dalam novel Kalatidha tidak didasarkan
secara total pada struktur paradigma tertentu, baik itu pada kerangka paradigma
modern maupun paradigma pasca-struktural. Kecenderungan tersebut
direfleksikan secara kritis melalui pernyataan-pernyataan metaforis dan kisahkisah
alegori satir tentang kegilaan para tokoh utama dalam memaknai praktik
diskursif anti-komunis 1965-1966. Diskursus kegilaan dalam novel Kalatidha
mengungkap sejumlah ironi dan kontradiksi dalam diskursus kegilaan dominan
sehingga setiap konstruksi pemaknaan dalam teks tampak tidak utuh dan stabil
ABSTRACTThis thesis discusses the discourse of madness in the novel Kalatidha Seno
Gumira Ajidarna using discourse analysis concept. This research focused on how
the construction of the discourse of madness in the text of the novel Kalatidha and
how the discourse of madness in the novel destabilize the dominant thinking about
the madness in the New Order. The analysis showed that the construction of the
discourse of madness in the novel Kalatidha not based totally on the structure of a
particular paradigm, be it in the framework of the modern paradigm and poststructural
paradigm. That tendency was critically reflected through metaphorical
statements and satirical allegory stories about the madness of the main character
in apprehending the anti-communist discursive practice in 1965 to 1966.
Discourse of madness in the novel Kalatidha reveals a number of ironies and
contradictions within the dominant discourse of madness, so that any construction
of meaning in the text looked intact and stable.