ABSTRAKTerjadinya krisis ekonomi dan kebijakan ekonomi maupun politik di Indonesia pada
awal hingga pertengahan tahun 2003, mengakibatkan terjadinya penurunan kebutuhan
konsumen dalam mengkonsumsi minuman beralkohol. Hal ini berdampak pada
menurunnya tingkat penjualan PT MB karena pengkonsumsi produknya berkurang
dengan drastis. Untuk tetap mampu mempertahankan eksistensinya, PT MB
mengambil keputusan untuk mengurangi jumlah produksinya. Kebijakan yang
diambil ini berdampak pada makin beratnya beban perusahaan dalam menanggung
antara lain biaya karyawan yang menjadi lebih besar dibandingkan dengan perolehan
yang didapat. Untuk mengatasi hal ini, PT MB memutuskan untuk melakukan
kebijakan perampingan terhadap sekitar 15% tenaga kerjanya. Dalam melaksanakan
kebijakan tersebut, Perusahaan lebih banyak memusatkan perhatian kepada karyawan
yang akan diputuskan hubungan kerjanya. Namun ternyata masalah muncul justru
dari karyawan yang tidak terkena kebijakan PHK. Keresahan mereka akan dampak
perubahan organisasi terhadap kejelasan karir mereka dan masa depan perusahaan
membuat 2 orang karyawan tingkat manajerial utama mengundurkan diri setelah
kebijakan perampingan diberlakukan. Untuk menghindari terjadinya hal serupa pada
karyawan potensial lain, maka perusahaan MB membutuhkan suatu program yang
mampu mempertahan agar motivasi dan tingkat produktivitas tetap dapat
dipertahankan, dan mereka mampu tetap bertahan di perusahaan. Hal ini diperoleh
dari Program Pelatihan “Sukses Mengarungi Perubahan dalam Organisasi”. Program
ini dikhususkan bagi Manajer Utama, dengan tujuan mereka dapat menjalankan
perannya sebagai “Change Agent” yang akan membawa karyawan dari tingkat yang
lebih rendah untuk mampu mengarungi perubahan yang terjadi.