ABSTRAKPenelitian bertujuan melihat gambaran subjective well-being pada masyarakat miskin
di Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, baik secara keseluruhan maupun per
komponen. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat
ukur subjective well-being mencakup alat ukur kepuasan hidup, kepuasan pada ranah
kehidupan dan pengalaman perasaan positif dan negatif, yang dikembangkan oleh Ed
Diener. Partisipan penelitian ini berjumlah 108 orang yang terdiri dari 58 pria dan 50
wanita dengan karakteristik berusia 40 – 65 tahun. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat subjective well-being masyarakat miskin dewasa madya di Kecamatan
Pancoran, Jakarta Selatan tergolong tinggi. Hasil tambahan penelitian menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada masing-masing komponen
subjective well-being apabila ditinjau dari faktor demografi, yaitu jenis kelamin,
tingkat pendidikan terakhir, dan pendapatan. Hanya perbedaan antara pria dan wanita
terhadap gambaran masing-masing aspek kepuasan pada ranah kehidupan yang
memiliki hubungan yang signifikan.
ABSTRACTStudy aims to investigate subjective well-being among poor people in middle
adulthood at Pancoran, South Jakarta, as a whole and each of its domain. This
research used quantitative approach using subjective well-being scale by Ed Diener,
include Satisfaction With Life Scale, Domain Satisfaction Scale and Scale of
Positive And Negative Experience. Participants were 108 poor people which 58
males and 50 females with characteristics aged 40 – 65 years old. The results shows
high subjective well-being among poor people in middle adulhood at Pancoran,
South Jakarta. Additional findings shows there was no significant difference in each
component of subjective well-being between the groups based on demographics data,
such as gender, education and income. Only gender differences that had significant
correlation on each component of domain satisfaction.