Skripsi ini membahas tentang era keterbukaan organisasi Persatuan Islam (Persis) pada masa kepemimpinan K.H. Abdul Latief Muchtar 1983—1997. Cita-cita Latief Muchtar adalah ingin membawa Persis menjadi sebuah organisasi yang terbuka tetapi tetap mandiri. Cita-citanya itu tercermin dari slogan yang sering ia dengungkan yaitu "Mandiri Tapi Tidak Mengisolasi Diri". Pada masa kepemimpinan Latief Muchtar, Persis mulai mengalami perubahan yang cukup signifikan dari era kepemimpinan sebelumnya. Sebelumnya, Persis menutup diri dari pihak luar karena dipengaruhi situasi politik yang saat itu terjadi. Kebijakankebijakan yang diambil oleh Latief Muchtar perlahan-lahan mulai mengubah Persis menjadi sebuah organisasi yang lebih terbuka. Keterbukaan itu tentu saja didukung dengan situasi politik yang mulai stabil.

---

This thesis discusses the opened era of Persatuan Islam (Persis) under the leadership of K.H Abdul Latief Muchtar (1983-1997). His goal to transform Persis into an opened and independent organization is reflected in his favorite slogan, "Mandiri Tapi Tidak Mengisolasi Diri" (Independent without selfisolation). His policies gradually changed Persis from a closed organization to a more opened one. Moreover, this openness is surely supported by the more stable politic situation.